BERITA

Ricuh RSUD Dr. Koesnadi Bondowoso, Bupati Ambil Alih Manajemen

Ricuh RSUD Dr. Koesnadi Bondowoso, Bupati Ambil Alih Manajemen
Layanan di RSUD Dr. Koesnadi Bondowoso, Jawa Timur, Senin (11/7/2016). (Foto : KBR/Friska Kalia)



KBR, Bondowoso– Bupati Bondowoso, Amin Said Husni, mengambil alih kepemimpinan di RSUD Dr. Koesnadi. Langkah ini diambil menyusul rencana mundurnya puluhan dokter spesialis yang menuntut adanya pembenahan managemen di internal RSUD.

Agus Suwardjito, Dirut RSUD Dr. Koesnadi mengatakan, sementara ini untuk managemen RSUD dikendalikan langsung oleh Bupati yang mendelegasikan kepada Dewan Pengawas Rumah Sakit.


“Sementara kami informasikan bahwa managemen RSUD ini dikendalikan langsung oleh pemilik dalam hal ini Bupati. Bupati kemudian mendelegasikan kepada Dewan Pengawas. Jadi untuk lebih jauh terkait klarifikasi bisa langsung ke Beliau,” kata Agus Suwardjito, Senin (7/11/2016).


Agus Suwardjito enggan mengomentari lebih jauh terkait surat pengunduran diri puluhan dokter spesialis di Rumah Sakit yang dipimpinnya.


Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, Muhammad Imron mengatakan, ada sejumlah proses yang harus dilalui untuk mengabulkan pengajuan pengunduran diri sebagai PNS dan pencabutan Surat Izin Praktek (SIP) di RSUD yang diajukan para dokter.


“Kewenangan Bupati sebagai Pembina adalah untuk mengkaji soal pengajuan mundur sebagai PNS. Sementara untuk pencabutan SIP, Dinkes juga harus mengkaji karena ada kepentingan yang lebih luas yang dipertaruhkan,” ujar Imron.


Sementara itu, Bupati Bondowoso Amin Said Husni belum bisa dimintai komentarnya terkait kasus ini. Ajudan Pribadi Bupati menginfokan bahwa orang nomor satu di Bondowoso tersebut tengah berada di luar kota.


Editor: Rony Sitanggang

  • Bupati Bondowoso
  • Amin Said Husni
  • Dr. Agus Suwardjito
  • Dirut RSUD Dr. Koesnadi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!