BERITA

Keberadaan Pabrik Dongkrak Harga Sawit di Nunukan

"Petani bisa menghemat biaya transportasi dan ekspor sawit ke Malaysia. "

Keberadaan Pabrik Dongkrak Harga Sawit di Nunukan
Pengolahan sawit di Perusahaan PT Sempurna Sejahtera. Foto: Adhima Soekotjo/KBR

KBR,Nunukan– Petani kelapa sawit di wilayah perbatasan Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, kalimantan Utara mengaku tak lagi bergantung kepada Malaysia untuk menjual hasil panen kebun mereka. Salah satu petani, Herman mengatakan, sudah menerima keuntungan dari kenaikan harga sawit menyusul beroperasinya pabrik pengolahan sawit di kecamatan Sebatik.


“Selama ada pabrik di sini harga sawit itu naik terus. Karena pertama saya jual 1,4 (juta) sekarang 1,5 lebih. Malaysia juga dinaikkan, kurang lebih sekitar 310 (ringgit) kurang lebih 1,2 jutaan,” ujar Herman, Selasa(01/11/2016).


Herman menambahkan, petani juga bisa menghemat biaya transportasi dan ekspor sawit ke Malaysia. Sebab, sebelum ada pabrik, petani hanya bisa menjual hasil kebun sawit mereka ke Tawau, Malaysia.


Pabrik pengolahan sawit milik PT Sempurna Sejahtera saat ini sudah mulai beroperasi dan mampu mengolah 600 ton sawit per hari. Manajer PT Sempurna Sejahtera, Bambang menuturkan, pihaknya baru menerima 20 persen sawit dari warga di wilayah perbatasan dari kapasitas maksimal pabrik.


“perusahaan sudah sangat siap sekali menampung tandan buah segar (TBS) di daerah Sebatik dan Nunukan Kapasitas juga sudah mencukupi dengan luasan lahan Sebatik 8 ribu (hektar) dengan Nunukan 4 sampai 5.000, artinya 13.000,” ujar Bambang.


Bambang menambahkan, perusahaan akan membeli TBS milik warga dengan standar harga yang mengacu pada aturan harga TBS dari pemerintah.

Berita lain: Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Sabu Senilai Belasan Miliar Rupiah Dari Malaysia


Editor: Sasmito

  • nunukan
  • Sawit
  • perkebunan sawit

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!