HEADLINE

Kapolda Metro Klarifikasi Pernyataan Kapolri soal Makar

""Kalau dia melakukan rencana penggulingan pemerintah yang sah, itu makar namanya. Tapi selama itu tidak, bukan makar namanya," kata Kapolda Metro Jaya M Iriawan."

Ninik Yuniati

Kapolda Metro Klarifikasi Pernyataan Kapolri soal Makar
Warga membaca baliho berisi maklumat Kapolda Metro Jaya, yang dipasang di depan pintu Polda Metro Jaya, Kamis (24/11/2016). Maklumat dipasang menjelang aksi 25 November dan 2 Desember menuntut polisi

KBR, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Muhammad Iriawan mengklarifikasi pernyataan Kapolri Tito Karnavian tentang dugaan makar dalam aksi demonstrasi 2 Desember mendatang. 

Irawan mengatakan aksi demonstrasi pekan depan bisa disebut makar, apabila ada isinya yang ingin menggulingkan pemerintahan yang sah.

"Maksud Kapolri begitu. Makar itu bukan berarti yang turun besok (2 Desember mendatang) itu makar, bukan. Kalau sudah mengarah ke sana, baru itu dikatakan makar. Kapolri tidak mengatakan demikian, ada indikasi kalau nanti ke sana, itu makar. Kalau dia melakukan rencana penggulingan pemerintah yang sah, itu makar namanya. Tapi selama itu tidak, bukan makar namanya," kata Iriawan di JCC Senayan, Jumat (25/11/2016).


Baca juga:


Iriawan menambahkan, himbauan untuk membatalkan demonstrasi telah disampaikan oleh Kepolisian, beberapa elemen Islam, serta pemuka agama. Ia menyarankan lebih baik masyarakat mengawal proses hukum yang tengah berjalan.


"Seluruh umat Islam silakan mengawal proses hukum itu, yang dilakukan oleh kepolisian. Daripada turun ke lapangan hijau lebih baik kita lihat ke meja hijau, ke persidangan," lanjutnya.


Baca: Jaksa Agung Prioritaskan Kasus Ahok    

Editor: Agus Luqman 

  • makar
  • Kapolri Tito Karnavian
  • Kapolda Metro Jaya
  • Ahok
  • Aksi 212
  • Aksi 2 Desember
  • Basuki Tjahaja Purnama
  • dugaan penistaan agama

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!