OPINI

Jumat Aman

Ilustrasi demo ormas Islam

Presidan Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat bekerja, bersekolah atau beraktifitas seperti biasa. Pernyataan Jokowi-JK ini merespon was-was di sebagian warga terhadap aksi yang diinisiasi sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam. Kekuatiran muncul lantaran adanya sejumlah indikasi aksi menuntut proses hukum terhadap Gubernur Ahok bakal didomplengi kelompok ekstrim semacam ISIS.

Pengamat Terorisme Sydney Jones menyebut adanya grup media sosial kelompok ISIS yang menyerukan untuk memanfaatkan demo 4 November untuk membuat kerusuhan. Dalam grup itu juga ada petunjuk bagi simpatisan ISIS untuk melakukan aksi seperti yang dilakukan oleh seorang pemuda di Tangerang. Pada bulan lalu seorang pemuda menyerang 3 orang polisi yang tengah mengatur lalu lintas. Di lokasi dan juga di rumah pelaku, ditemukan stiker ISIS.

Pernyataan Jokowi itu juga merespon protes sebagian orang tua di Jakarta yang anaknya pada Jumat dipulangkan lebih awal. Pasalnya pemulangan yang dilakukan sekolah bukan lantaran kekuatiran anak-anak terdampak aksi, tapi disebabkan guru memilih demo dari pada menjalankan tugasnya mengajar murid. Kata para ortu itu, guru dan sekolah mengebiri hak anak mendapat pengajaran.

Menyampaikan aspirasi melalui unjuk rasa tentu tak jadi masalah. Yang jadi soal bila akibat aksi itu ada hak orang yang terabaikan. Hak atas rasa  aman atau hak anak untuk mendapat pendidikan. Aparat keamanan selain menjaga aksi, juga mesti memastikan hak rasa aman warga lain terpenuhi. Para pendemo sila berunjukrasa dengan tertib dan tak terpancing manakala ada provokasi. Begitupun guru, sila berdemo usai mengajar.  Dengan begitu tak ada hak warga dan anak yang dikurangi atau diabaikan lantaran demo sekelompok orang. Bekerja, bersekolah dan beraktifitas seperti biasa. 

  • demo 4 November
  • ISIS
  • Sydney Jones
  • Presiden Jokowi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!