BERITA

Jelang Pemakzulan, Popularitas Presiden Korsel Tinggal 4 Persen

Jelang Pemakzulan, Popularitas Presiden Korsel Tinggal 4 Persen
Ribuan orang memadati jalan utama di Seoul, Korea Selatan, Sabtu (12/11/2016). Mereka menuntut Presiden Park Geun-hye mundur. (Foto: ANTARA/Reuters)

KBR - Presiden Korea Selatan Park Geun-hye makin tidak dipercaya oleh publik. Survei terbaru yang diumumkan Gallup Korea hari ini menunjukkan tingkat popularitas Presiden Park turun lagi hingga terendah di angka empat persen, setelah dalam tiga pekan sebelumnya berada di tingkat 5 persen.

Angka popularitas empat persen ini merupakan yang terendah dari seorang presiden Korea Selatan sejak survei dilakukan pada 1988. Sebelumnya, angka popularitas terendah dipegang Presiden Kim Young-sam sebesar enam persen, saat berkuasa 1993-1998.


Survei terakhir terhadap Park Geun-hye dilakukan terhadap seribuan warga Korea Selatan dengan ambang batas kesalahan 3,1 persen poin. Gallup melakukan survei itu, setelah selama beberapa bulan ini pemerintahan Park Geun-hye diguncang skandal 'Choigate'. Skandal itu dipicu teman dekat Presiden Park, Choi Soon-sil.

Baca: Presiden Korsel Dibelit Skandal, Perdana Menteri yang Dicopot    

Choi telah ditangkap Kejaksaan atas tuduhan menjual pengaruh, penyalahgunaan wewenang dan korupsi. Presiden Park terseret pusaran kasus Choi, hingga publik menganggapnya tidak layak lagi memegang tampuk pemerintahan.


Choi Soon-sill bukan seorang pejabat di pemerintahan Park, namun ternyata berperan banyak bahkan ikut terlibat dalam sejumlah urusan pemerintahan. Bahkan, Presiden Park mengakui Choi menyunting beberapa bagian dari pidato pentingnya.


Kejaksaan Korea Selatan menyebut, kedekatan dengan Presiden Park dimanfaatkan oleh Choi untuk kepentingan pribadi, termasuk mendapatkan dana dari perusahaan-perusahaan besar di negara itu.

Baca: Skandal Presiden Park, Kejaksaan Korsel Kembali Geledah Kantor Samsung Group

 

Presiden Park telah meminta maaf atas peristiwa tersebut. Namun, masyarakat Korea tidak percaya. Selama berminggu-minggu publik terus menggelar aksi menuntut Presiden Park mundur dari jabatannya, dan popularitas Park Geun-hye terus merosot. Sementara kalangan parlemen berencana melakukan pemakzulan (impeachment).


Tiga partai oposisi di Korea Selatan, termasuk sekitar 30 anggota parlemen dari partai berkuasa pendukung Park, Partai Saenuri, saat ini tengah bersiap mengajukan proses pemakzulan.


Diperkirakan pemungutan suara dalam proses pemakzulan Presiden Park akan dilakukan pekan depan. Tokoh dari partai oposisi utama, Partai Demokrat, Woo Sang-ho mengatakan kemungkinan pemungutan suara dilakukan pada 2 Desember dan tidak lebih dari tanggal 9 November.


Skandal lain

Selain skandal yang melibatkan teman dekatnya, Presiden Park Geun-hye juga disudutkan dengan pengungkapan adanya pengeluaran biaya pembelian 364 butir Viagra, pada saat kunjungan Presiden Park ke Afrika Selatan awal tahun ini. Namun Park mengklaim pil Viagra itu untuk mengobati sakit karena ketinggian, bukan untuk menangani gangguan disfungsi ereksi.


Sosok Choi Soon-sil juga terus menjadi perhatian dan pembicaraan publik. Perempuan berusia 60 tahun itu merupakan anak dari Choi Tae-min, seorang pemimpin Kristen palsu yang mendirikan aliran Gereja Hidup Abadi. Ia mengaku sebagai 'Maitreya' atau Budha Masa Depan.


Choi Tae-min merupakan teman dekat dari ayah Park Geun-hye, yaitu bekas Presiden Park Chung-hee. Tak heran, Park Geun-hye berteman dengan Choi Soon-sil, anak dari Choi Tae-min. Choi Tae-min juga merupakan guru spiritual dari Presiden Park Geun-hye. Pada 2007, Park Geun-hye menyebut teman ayahnya itu merupakan seorang patriot. (Yonhap/Reuters/Telegraph/Dailymail) 

  • Korea Selatan
  • Seoul
  • Park Geun-hye
  • Choi Soon-sil
  • Asia
  • internasional

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!