BERITA

Ini Kekhawatiran Sopir Angkot terhadap Pengoperasian BRT di Mataram

Ini Kekhawatiran Sopir Angkot terhadap Pengoperasian BRT di Mataram


KBR, Mataram - Rencana Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengoperasikan Bus Rapid Transit (BRT) atau Bus Trans-Mataram mulai Senin (21/11/2016) lusa menuai penolakan. Bus cepat ini merupakan program Kementerian Perhubungan di sejumlah kota prioritas yang aktivitas masyarakatnya yang tergolong tinggi.

Pengoperasian transportasi publik itu dianggap akan mengancam keberlangsungan nasib angkutan umum lain di Kota Mataram. Alhasil, para sopir angkutan kota menolak rencana tersebut.


Salah seorang sopir angkutan kota, Udin menuturkan kekurangan penumpang dalam beberapa tahun terakhir. Ia khawatir kemunculan Trans-Mataram semakin mengurangi minat masyarakat terhadap angkutan kota. Sementara biaya operasional yang dihabiskan cukup tinggi.


"Penumpang sekarang sepi, apalagi kalau mau dioperasikan bus itu dong tambah tidak ada penumpang. Saya harapkan jangan dioperasikan sudah. Kadang-kadang bolak balik sering kosong," kata Udin di Mataram, Sabtu (19/11/2016).

Baca: BRT di Pontianak

Udin pun mengeluhkan, biaya pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) mencapai Rp100 ribu perhari. Sedangkan penghasilan yang diperoleh lebih kecil dari biaya operasional tersebut. Ia bercerita, dalam sekali beroperasi dari Teminal Mandalika sampai Pasar Kebon Roek Ampenan acapkali sepi bahkan tak beroleh penumpang.

Ia khawatir, apabila pemerintah daerah mengoperasikan 25 unit bus bantuan dari Kementerian Perhubungan maka penghasilan yang diperoleh ratusan sopir angkot akan semakin berkurang. Tarif angkot yang ditetapkan Pemerintah Kota Mataram untuk masyarakat umum sebesar Rp4.500 sedangkan untuk mahasiswa/pelajar sebesar Rp3.200.

Baca: Impor BRT

Pemerintah daerah bakal menggratiskan BRT ke para penumpang hingga akhir tahun ini. Kebijakan itu lantaran persoalan tarif yang akan diberlakukan masih dalam tahap koordinasi. Puluhan bus tersebut akan melayani penumpang dari Narmada–Mataram-Senggigi,Kabupaten Lombok Barat.




Editor: Nurika Manan

  • BRT
  • Operasional bus rapid transit BRT
  • BRT Mataram
  • Penolakan pengoperasian BRT

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!