BERITA

Amerika 'Terbelah', Demonstrasi Anti-Trump Berlanjut

Amerika 'Terbelah', Demonstrasi Anti-Trump Berlanjut
Aksi demonstrasi di Kota Los Angeles, California menentang terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat, Kamis (10/11/2016). (Foto: ANTARA/Reuters)

KBR - Aksi demonstrasi menolak terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat terus berlanjut. Sejak Trump terpilih pada Rabu lalu, aksi berlanjut hingga hari ketiga, Jumat kemarin waktu setempat.

Aksi masih terjadi di Kota Manhattan (negara bagian New York), Miami (Florida), Los Angeles (California), Atlanta (Georgia), Philadelphia (Pennsylvania), San Francisco (California), Portland (Oregon), maupun di kota-kota lain di Amerika pada Jumat waktu Amerika, atau Sabtu pagi (12/11/2016) waktu Indonesia.


Di New York, sekitar 1,200 orang demonstran anti-Trump berkumpul di Washington Square, di pinggiran Manhattan. Sebagian demonstran membawa balon berwarna merah dan poster bergambar hati dengan tulisan "damai dan cinta".


Massa juga berkumpul di Trump Tower, di Fifth Avenue, tempat tinggal Donald Trump.


Sebagian lain memasang poster bertuliskan "Tembokmu Tidak Bisa Halangi Jalan Kami". Poster itu memprotes rencana Donald Trump membangun tembok panjang di perbatasan Amerika dan Meksiko.


Para demonstran mengatakan mereka ingin menunjukkan solidaritas terhadap pihak-pihak yang bakal menjadi sasaran target kebijakan Trump saat menempati Gedung Putih pada Januari mendatang. Pihak-pihak yang bakal menjadi target adalah warga Meksiko dan orang Islam.


"Kami disini untuk mendukung orang-orang yang dihinakan oleh Trump, untuk menunjukkan pada anak-anak kami bahwa kami semua juga punya suara, dan berdiri siap membela hak-hak warga," teriak seorang demonstran.


"Kami khawatir pemerintahan Trump nanti akan menjadi bencana bagi hak asasi manusia. Saya belum pernah takut seperti ini sepanjang hidup. Kami merasa perlu berada di sini dan bersuara," kata seorang demonstran.


Para demonstran berencana melanjutkan aksi demonstrasi mereka pada hari Sabtu ini (Minggu waktu Indonesia).


Donald Trump melalui akun Twitternya menanggapi sikap demonstran itu tidak adil. "Pemilihan presiden sangat terbuka dan sukses. Sekarang para demonstran, yang dihasut oleh media, menggelar protes. Sangat tidak adil," begitu tulis Trump lewat akun @realDonaldTrump.


Penangkapan demonstran


Di Portland, Oregon, polisi menangkap sedikitnya 26 orang demonstran atas tuduhan merusak mobil di dealer otomotif. Pada Jumat malam, polisi berseragam lengkap membubarkan demonstran dengan gas air mata dan granat sinar.


Kerusakan terjadi di sejumlah tempat di Portland, dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp13 miliar.


Sementara di Los Angeles, Kamis lalu, polisi menahan sekitar 185 orang karena memblokade jalan.


Sebagian besar para demonstran adalah remaja dan mahaiswa. Banyak juga yang membawa poster bertuliskan "lengserkan Trump".


Di Kota Miami, aksi demonstrasi juga berlanjut dengan memprotes kebijakan Trump yang bakal mendeportasi imigran tak berdokumen dan kebijakan yang dianggap rasialis.


Hingga kini banyak masyarakat di Amerika Serikat yang belum bisa menerima dengan kemenangan Donald Trump di pemilu presiden. Banyak yang terkejut karena lembaga-lembaga survei juga tidak bisa memprediksi kemenangan calon presiden dari Partai Republik itu. Bahkan tidak cuma Trump menang, tapi Partai Republik juga menguasai mayoritas kursi di DPR maupun senat.


Ultranasionalis KKK


Pada saat yang sama, kelompok radikal ultra kanan pembela ras kulit putih seperti Ku Klux Klan (KKK) merayakan kemenangan Trump. Salah satu kelompok terbesar KKK yaitu The Loyal White Knight of Phelam di North Carolina berencana mengadakan parade besar-besaran pada 3 Desember mendatang untuk merayakan kemenangan Donald Trump.


Kelompok itu beranggotakan sekitar 150-200 orang dan merupakan kelompok KKK paling aktif di Amerika Serikat. Kelompok Ku Klux Klan selama ini memberikan dukungan untuk Trump pada pemilu presiden 2016, meski tim sukses Trump menolak dukungan mereka. (LA Times/AFP/Reuters/ABC/CNBC/SF Gate) 

  • Donald Trump
  • Amerika Serikat
  • pemilu presiden AS
  • Pilpres AS 2016
  • demonstrasi
  • Internasional
  • Hillary Clinton

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!