DARI POJOK MENTENG

[Advertorial] Indonesia Operational Excellence Conference And Award 2017 (OPEXCON17)

"SHIFT Indonesia Kembangkan Budaya Improvement melalui “Continuous Improvement Award 2017"

[Advertorial] Indonesia Operational Excellence Conference And Award 2017 (OPEXCON17)
Teguh Sujatno, Founder SHIFT Indonesia saat memberikan plakat kepada Faisal Basri.

Jakarta, 11 Oktober 2017 - Pertumbuhan ekonomi yang masih relatif stagnan dan adanya tantangan digital tidak menurunkan optimisme para pelaku industri untuk terus mengembangkan bisnisnya. Perang strategi pun tak bisa dihindarkan, setiap perusahaan berkompetisi untuk bisa menjadi yang terdepan. Temuan menariknya, saat ini perusahaan-perusahaan yang menjadi leader di industrinya tidak bisa lepas dari continuous improvement, upaya perbaikan pada proses bisnis secara berkelanjutan dan juga adaptasi digital dalam bisnis mereka. 

Miftahul Jannah, Director of Operation PT Pembangkitan Jawa Bali dalam presentasinya saat menghadiri gelaran Indonesia Operational Excellence Conference And Award 2017 (OPEXCON) menjelaskan bahwa salah satu hal yang terpenting dalam industri power plant adalah bagaimana menyetok peralatan-peralatan produksi sehingga perlu adanya tindakan pencegahan, predictive analitics  menggunakan optimasi. Manfaat yang bisa diperoleh dari optimasi yaitu kepastian keandalan suatu equipment akan lebih baik, resources untuk pemeliharaan bisa direncanakan dengan baik, dan yang terakhir pemakaian bahan bakar akan lebih irit. Proses optimasi yang dilakukan ini merupakan salah satu bentuk improvement yang dilakukan di PJB untuk menurunkan biaya (lower cost). 

Indonesia Operational Excellence Conference And Award 2017 (OPEXCON) merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh SHIFT Indonesia, sebagai wadah untuk mempertemukan para pemimpin bisnis dengan para pakar operational excellence dari sektor praktisi, pemerintah, dan akademisi untuk saling berdiskusi. Selain penyematan penghargaan “Continuous Improvement Award 2017”,  kepada sembilan perusahaan yang berkomitmen melakukan perbaikan proses bisnis berkelanjutan dan peningkatan mutu, OPEXCON menyelenggarakan sesi seminar, talkshow dan Indonesia economic outlook 2018. 

Diselenggarakan di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, OPEXCON tahun ini mengusung tema “The Real Challenges of Industry 4.0”. Konferensi yang dihadiri lebih dari 500 peserta ini menghadirkan pembicara utama Peterjan van Nieuwenhuizen - Head of Digital Banking BTPN, Miftahul Jannah – Director of Operation PT Pembangkitan Jawa Bali, I Made Dana M. Tangkas – Director PT Toyota Motor Manufacturing untuk mengisi sesi seminar. 

Sesi talkshow dihadiri oleh Bambang Riznanto – Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Industri Kementerian Perindustrian, Atong Soekirman, Asisten Deputi Pengembangan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Anthonius Radhityo Widodo - Head of Vertical Sales Fiber Industry PT. Siemens Indonesia, Akhmad Hidayatno - Akademisi Universitas Indonesia, Henry Pariaman, Technology Division PT Pembangkitan Jawa Bali  yang dimoderatori oleh  Iwan Sumarwan - General Manager, PT Infokom - MNC Group menjadi sesi paling menarik karena  melibatkan para peserta dengan narasumber lintas sektor ini melalui metode diskusi panel,  untuk berdiskusi tentang “Create Unique Opportunities From Industry 4.0”. OPEXCON17 memuncaki acara melalui pemaparan Faisal Basri, yang membawakan economic outlook untuk mengetahui prediksi dan tantangan bagi perekonomian dan juga perindustrian di tahun 2018. 

SHIFT Indonesia merupakan satu-satunya media massa di Indonesia yang memberikan referensi dan panduan operational excellence untuk mewujudkan efisiensi industri. Penyelenggaraan OPEXCON telah menapaki tahun ke-6 dengan tingkat partisipasi dan antusiasme tinggi dari perusahaan-perusahaan di berbagai sektor industri yang menerapkan perbaikan berkelanjutan, mencapai efisiensi industri. 

  • opexcon

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!