BERITA

Tumbuhkan Minat Baca, Membaca Harus Jadi Kegiatan yang Menghibur

"Anak tidak boleh merasa terpaksa."

Tumbuhkan Minat Baca, Membaca Harus Jadi Kegiatan yang Menghibur
Ilustrasi, Anak sekolah tengah asik membaca. F oto: KBR/Friska

Tumbuhkan Budaya Baca, ACDP : Membaca Itu Sebuah Hiburan


KBR, Jakarta- Indonesia telah mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) dalam hal literasi di kalangan remaja secara nasional. Peringkat di kelompok usia 15-24 tahun mendekati 100% di tahun 2015, sementara kesetaraan gender dalam hal kemampuan literasi di kalangan remaja juga telah berhasil dicapai oleh sebagian besar wilayah Indonesia. 

Meski demikian, Indonesia belum menunjukkan performa yang baik dalam uji keterampilan membaca di tingkat internasional seperti yang dicatat oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) dan Programme for International Student Assessment (uji PISA).

Saat ini Indonesia menjadi satu di antara 12 negara dengan nilai di bawah standar internasional mengacu pada uji PIRLS, dan berdasarkan uji PISA, Indonesia dianggap 3 tahun tertinggal di belakang rata-rata kemampuan membaca para pelajar di negara-negara yang tergabung dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).


Dalam perbincangan Bidik Jitu pada Rabu (19/10) lalu, Senior Advisor on Knowledge Management and Communication ACDP Indonesia, Totok Amin Soefijanto menyatakan upaya menumbuhkan minat baca masih harus terus didorong.  Kata dia, usia kritis menumbuhkan minat baca yaitu pada siswa SD kelas 1 dan 2. Kebiasaan gemar baca yang berhasil tumbuh pada jenjang ini menurutnya akan terbawa hingga tingkat perguruan tinggi.

"Bahkan sebelum masuk sekolah formal, anak harus dibiasakan punya minat baca. Jika di rumahnya ada buku, atau orang tua langganan koran kemungkinan anak akan punya minat baca akan jauh lebih besar,"ujar Totok. 

Upaya Nyata Tingkatkan Minat Baca

Upaya menumbuhkan minat baca salah satunya dilakukan oleh pengelola Sekolah Dasar Negeri SDN 1 Allakuang, Sidrap, Sulawesi Selatan. Pihak sekolah punya tiga strategi mengajak anak menyukai kegiatan membaca. Ketiga strategi itu adalah membaca mandiri, membaca terbimbing, dan membaca bersama.

Kepala Sekolah SDN 1 Allakuang, M. Basri, mengatakan hal itu dilakukan secara rutin tiga hari dalam seminggu. Kata Basri, tiap hari tertentu itu, siswa diberi waktu membaca selama 15 menit agar terbiasa. 


"Sebelum masuk kelas, anak kami beri waktu 2-3 menit membaca kemudian menuliskan ringkasan cerita buku yang ia baca. Dan dikumpulkan ke guru paling lambat sebelum pulang sekolah. Jika belum selesai baca buku, dia bisa baca ketika jam istirahat juga, ini luar biasa menumbuhkan semangat anak membaca," ujar Basri.


Aturan membaca selama 15 sebelum memulai proses belajar mengajar, menurut Kepala Subbagian Perpustakaan Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Chaidir Amir, merupakan amanat yang tertuang dalam Permendikbud no. 23 th. 2015 tentang penumbuhan budi pekerti. "Turunan aturan itu kemudian ya gerakan literasi nasional yang didalamnya ada literasi sekolah, literasi masyarakat, literasi bangsa," kata Chaidir.


Ia melanjutkan, gerakan literasi sekolah meliputi keterampilan berpikir menggunakan sumber berpikir dalam bentuk cetak, visual, digital maupun auditori. Sementara gerakan literasi masyarakat terdiri dari keterampilan membaca, bertulis, dan berhitung. Dan untuk gerakan literasi bangsa dengan membuat 260 cetakan buku cerita rakyat.


Senior Advisor on Knowledge Management and Communication ACDP Indonesia, Totok Amin Soefijanto mengingatkan, bagian terpenting untuk menumbuhkan minat baca pada anak adalah memastikan faktor kenyamanan. Anak, kata dia tidak boleh merasa terpaksa.

"Minat baca itu dimulai dari sebuah anggapan bahwa membaca itu adalah suatu hiburan. Ada anak-anak yang terbiasa dibacakan cerita, dia akan melihat membaca sebagai hal yang menyenangkan. Sebuah oase dari kehidupan yang kompleks ini," tutup Totok.(Mlk)

Ruang Publik mengudara di 100 radio jaringan KBR, senin – jumat jam 9 WIB. Siaran juga bisa disimak melalui www.kbr.id   

  • Bidik Jitu
  • ACDP
  • ruang publik

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!