BERITA

Menteri PU Targetkan JLS Tembus Seluruh Jawa pada 2019

Menteri PU Targetkan JLS Tembus Seluruh Jawa pada 2019



KBR, Banyuwangi - Pemerintah pusat menargetkan pembangunan jalan Jalur Lintas Selatan (JLS) mulai dari Kabupaten Pacitan hingga Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur bisa tuntas pada 2019.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan megaproyek JLS di koridor selatan Jawa Timur sejauh ini masih terkendala masalah pembebasan tanah.


Meski begitu, kata Basuki, kendala itu perlahan mulai bisa diatasi seiring diberlakukannya kebijakan dispensasi yang diberikan Kementerian Kehutanan.


Pembangunan JLS di Jawa Timur, khususnya dari Pacitan hingga Banyuwangi, saat ini terus dikerjakan secara bertahap.


Basuki mengatakan saat ini ada sejumlah ruas di JLS yang lebarnya di bawah standar jalan nasional, sehingga perlu ada pelebaran lagi.


"Sisanya masih belum (tembus) 24 kilometer, belum tembus total karena masih ada tanah yang belum bebas sepanjang 27 kilometer. Saya ingin seluruh Jawa mulai Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta tembus semua pada 2017, kecuali Jawa Timur. Mudah-mudahan tahun 2019 sudah tembus semua untuk JLS," kata Basuki Hadimuljono di Banyuwangi, Minggu (9/10/2016) malam.


Pembangunan JLS merupakan bagian dari rencana besar pemerintah dalam meningkatkan nadi perekonomian kawasan di wilayah Jawa Timur sektor selatan.


Penyelesaian JLS dari Pacitan hingga Sendangbiru, Malang, maupun seterusnya dari Malang hingga Jember dan Banyuwangi diharapkan bisa memperlancar upaya pemerintah mempercepat pertumbuhan ekonomi kawasan selatan Pulau Jawa tersebut.


Dengan adanya JLS, ketimpangan antara koridor selatan dan utara maupun tengah bisa dipersempit.


Editor: Agus Luqman

 

  • Jalur Lintas Selatan
  • JLS
  • Banyuwangi
  • Jawa Timur
  • Pacitan
  • Menteri Pekerjaan Umum
  • Basuki Hadimuljono

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!