BERITA

Komnas HAM Dalami Pembunuhan Aktivis Papua Dengan Tabrak Lari

""Modus yang hampir terjadi tiap waktu tiap saat. Pelakunya tidak jelas, kalau di Jakarta ada pembunuhan misterius, di Papua mayatnya selalu ditaruh di pinggir jalan" "

Yudi Rachman

Komnas HAM Dalami Pembunuhan Aktivis Papua Dengan Tabrak Lari
Sekretaris Solidaritas Pedagang Asli Papua (SOLPAP), Robert Jitmau. (Sumber: FB Jitmau)

KBR, Jakarta-  Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tengah mendalami dugaan pembunuhan aktivis dengan cara tabrak lari. Menurut Anggota Komnas HAM Natalius Pigai, kejadian tabrak lari hampir setiap hari terjadi dan dari beberapa korban itu adalah aktivis dan tokoh yang menyuarakan perjuangan HAM dan Demokrasi di Papua.

"Modus yang hampir terjadi tiap waktu tiap saat. Pelakunya tidak jelas, kalau di Jakarta ada pembunuhan misterius, di Papua  mayatnya selalu ditaruh di pinggir jalan dan polisi mengklaim sebagai tabrak lari. Coba bayangkan Robert Jitmau itu dia kena luka di jidat dan keluar di belakang. Tabrakan kok kepala hancur," jelas Anggota Komnas HAM Natalius Pigai di Jakarta, Jumat (28/10/2016)

Natalius Pigai menambahkan, penghilangan paksa melalui modus tabrak lari itu diduga dilakukan secara sistematis. Hal itu terlihat saat jenazah Robert Jitmau ditemukan, maka seketika itu pula keluarga didatangi Jasa Raharja yang memberikan santunan.

Padahal kata dia, proses pengurusan asuransi Jasa Raharja memakan waktu dan pembuktian di kepolisian sebagai korban tabrak lari.

Sekretaris Solidaritas Pedagang Asli Papua (Solpap), Robert Jitmau ditemukan meninggal   di ring road Hamadi, pada 20 Mei 2016 lalu. Seorang buruh di Jayapura  Dolfinus Abrami Zeifan menjadi terdakwa dalam kasus meninggalnya  Jitmau.  Dalam dakwaannya jaksa menyebut Dolfinus lalai karena mabuk saat mengendarai mobil hingga mengakibatkan orang lain tewas dan terluka.


Editor: Rony Sitanggang

  • sekretaris solpap robert jitmau
  • Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!