BERITA

Hampir Seluruh Tanggul Sungai di Jombang, Kritis

Hampir Seluruh Tanggul Sungai di Jombang, Kritis



KBR, Jombang – Hampir seluruh sungai di Jombang, Jawa Timur memiliki tanggul dengan kondisi kritis. Dinas Pengairan Kabupaten Jombang menyatakan, tanggul-tanggul itu rawan jebol dan berpotensi mengakibatkan banjir saat debit air meningkat.

Kepala Dinas Pengairan Jombang, Arif Gunawan menjelaskan tingkat kerusakan tanggul bervariasi. Di antaranya retak dan ambrol dengan panjang mencapai belasan meter. Kondisi tersebut semakin parah sebab dalam beberapa pekan terakhir, hampir seluruh wilayah di Jombang diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

"Kalau di Jombang tanggul kritis itu kali Gunting itu banyak sekali, kemudian Kali Marmoyo, kali Jombang, Ngotok Ring Canal, yang Tembelang ke timur itu tanggulnya banyak yang kritis," papar Arif Gunawan di Jombang, Selasa (18/10/2016).

Baca juga:

    <li><b><a href="http://kbr.id/10-2016/banjir_dan_longsor__bpbd_pangandaran_belum_punya_sistem_peringatan_dini_/85794.html">Banjir Pangandaran, BPBD Tak Punya Sistem Peringatan Dini</a></b></li>
    
    <li><b><a href="http://kbr.id/10-2016/banjir_cilacap_meluas__pengungsi_malah_kembali_ke_rumah/85874.html">Penyebab Banjir di Cilacap Meluas</a></b> </li></ul>
    

    Dia pun menambahkan, rusaknya tanggul sungai di bawah pengelolaan Perum Jasa Tirta Provinsi Jawa Timur itu disebabkan sejumlah faktor. Di antaranya faktor alam yakni karakteristik tanah yang kurang bagus, gerak tanah dan akibat ulah manusia.

    Arif Gunawan mengimbau agar masyarakat yang tinggal di bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) waspada. Terlebih apabila sewaktu-waktu terjadi hujan lebat. Dia juga meminta masyarakat untuk tak mendirikan bangunan dan tinggal di sepanjang garis sempadan sungai.




    Editor: Nurika Manan

  • tanggul kritis
  • jombang
  • Dinas Pengairan Jombang
  • Sungai Jombang
  • banjir

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!