BERITA

Kurangi Sampah Plastik, Restoran di California Batasi Penggunaan Sedotan Plastik

Kurangi Sampah Plastik, Restoran di California Batasi Penggunaan Sedotan Plastik

KBR - Restoran di California akan segera berhenti menyediakan sedotan plastik, kecuali pelanggan meminta secara eksplisit. Kebijakan itu berdasarkan undang-undang baru yang ditandatangani pada Kamis lalu oleh gubernur yang ‘ramah lingkungan’.

Dilansir dari AFP (21/9/2018), gubernur Jerry Brown berharap tindakan tersebut akan memacu orang lain agar berhenti dan berpikir tentang alternatif lain sebelum meminta sedotan.

"Kita harus menemukan cara untuk mengurangi dan pada akhirnya menghilangkan produk plastik sekali pakai," ujar Brown yang juga seorang ahli lingkungan yang memerangi perubahan iklim.

Berdasarkan undang-undang baru, restoran yang tidak mematuhi akan mendapatkan dua peringatan sebelum didenda maksimal $ 300 per tahun.

Brown memperingatkan bahwa apapun bentuk dari plastik akan ‘mencekik planet bumi’. Ia merujuk ke sejumlah besar produk plastik yang dibuang ke lautan setiap tahun yang dapat membunuh kehidupan laut.

"Plastik telah membantu memajukan inovasi dalam masyarakat kita, tetapi kegilaan kita dengan kenyamanan sekali pakai telah menyebabkan konsekuensi yang membawa bencana," katanya.

Undang-undang baru ini muncul di tengah meningkatnya kesadaran di seluruh dunia tentang krisis limbah plastik global.

Uni Eropa pada bulan Mei lalu telah mengusulkan larangan luas penggunaan plastik sekali pakai seperti sedotan, sendok, garpu, dan cotton buds. Dan mendesak koleksi botol minuman plastik pada 2025.

Tahun depan, Perancis berencana untuk memperkenalkan sistem penalti yang akan meningkatkan biaya barang-barang konsumsi yang terbuat dari plastik, termasuk piring, cangkir, dan peralatan. (Mlk)

  • sedotan
  • plastik
  • Perubahan iklim
  • Climate Change
  • Lingkungan
  • kerusakan lingkungan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!