BERITA

Kasus Saracen, Alasan Polisi Periksa Kejiwaan Tersangka

Kasus Saracen, Alasan Polisi Periksa Kejiwaan Tersangka

KBR, Jakarta–   Tim penyidik Tindak Pidana Siber (Ditsiber) Bareskrim Polri, melakukan tes kejiwaan terhadap Ketua Saracen, Jasriadi. Hal itu dilakukan karena Jasriadi selalu memberi keterangan yang berbeda saat diperiksa.

Kasubdit V Ditsiber Bareskrim Polri, Purnomo mengatakan, tes kejiwaan dilakukan di Rumah Sakit Polri Keramat Jati. Jasriadi dilakukan pemeriksaan lantaran penyidik selalu dikecoh oleh Jasriadi saat memberi keterangan.

"Update hari ini, Jasriadi karena keterangannya sering berubah-ubah, akhirnya kami kirim ke rumah sakit untuk dilakukan tes kejiwaan. Siapa tau dia stres atau apa, makanya kami periksa untuk jelasnya," katanya saat menyampaikan perkembangan kasus Saracen, Rabu (20/09/17)

Purnomo menambahkan, saat ini kasus kelompok ujaran Saracen masih dilakukan pengembangan. Polisi sudah membaca hasil analisis yang dilakukan oleh PPATK. Penyidik pun masih belum mau membuka identitas nama besar yang disangkutpautkan oleh kelompok Saracen sebagai pemesan  dan donatur.

"Itu masih didalami lagi, keterkaitannya pun masih kita selidiki lagi. Apakah itu karena politik atau lainnya," jelasnya.

Baca juga:

    <li><b><a href="http://kbr.id/berita/09-2017/tangkap_bendahara_tamasya_al_maidah__polisi__ada_transfer_75_juta__ke_saracen_/92316.html">Tangkap Bendahara Tamasya Al Maidah, Polisi: Ada Transfer 75 Juta ke Saracen</a> </b><br>
    
    <li><b><a href="http://kbr.id/berita/09-2017/kapolri_perintahkan_tangkap_pendana_saracen/92188.html">Kapolri Perintahkan Tangkap Pendana Saracen</a>&nbsp;</b></li></ul>
    

    Editor: Rony Sitanggang

  • sindikat buzzer Saracen
  • ujaran kebencian
  • ujaran kebencian di medsos
  • saracen
  • buzzer ujaran kebencian
  • sindikat Saracen
  • penyebar kebencian
  • Kasubdit V Ditsiber Bareskrim Polri
  • Purnomo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!