HEADLINE

Korban Bencana Banjir di Garut Bertambah menjadi 20 Orang

Korban Bencana Banjir di Garut Bertambah menjadi 20 Orang

KBR, Jakarta- Korban meninggal akibat bencana banjir bandang di Garut, Jawa Barat bertambah menjadi 20 orang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut melaporkan 14 lainnya masih hilang. BPBD Garut mencatat 9 anak menjadi korban bencana banjir bandang, sedangkan empat anak dinyatakan masih hilang.

BPBD Garut menyatakan dua warga meninggal dunia diidentifikasi berasal dari Sumedang, Jawa Barat. Petugas masih mengidentifikasi identitas korban. Saat ini 6 jasad korban yang belum teridentifikasi namanya.


Berikut daftar nama korban meninggal dan hilang berdasarkan jenis kelamin:

Korban Meninggal Laki-laki

  1.  Nawawi (55)– Asrama Lap. Paris

  2.  Irsyad Dwi Maulana (8)– Asrama Lap. Paris

  3.  Rejal (8 bulan)

  4.  Oom (70)

  5.  Solihin (4)– Kp Bojong Sidika, Ds Haur Panggung, Kec Tarkid

  6.  Jana (35)– Bojong Larang

  7.  Aceng Daryana (35)– Kel Jayaraga, Kec Tarkid

  8.  Deni (23)– Kec Bayongbong

  9.  x (5)


Korban Meninggal Perempuan

  1.  IIs (35)– Asrama Lap Paris

  2.  Siti (25)– Cimacan Tarkid

  3.  Nunung (70)– Cibunar

  4.  X (70)

  5.  Santi (38)– Lap Paris

  6.  Revina (7)– Asrama Lap Paris

  7.  Nuryati (58)– Lap Paris

  8.  X (6)

  9.  X (anak)- Sumedang

  10.  X (anak)- Sumedang

  11.  X (11)


Korban Hilang Laki-Laki

  1.  Ano (60)– Mekar Sari Haur Panggung, Kec Tarkid

  2.  Feri (40)– Cimacan Tarkid

  3.  X (3)– Cimacan Tarkid

  4.  Supri (40)– Cimacan Tarkid

  5.  X (3)– Cimacan Tarkid

  6.  Ahmad (4)– Cimacan Tarkid

  7.  Etoy (12)– Cimacan Tarkid

  8.  Endan (45)– Kel. Sukamukti, Kota Garut


Korban Hilang Perempuan

  1.  Dede Sumiayah (52)– Asrama Tarumanegara

  2.  Oon (52)– Cimacan Tarkid

  3.  Lena Agustina (18)– Asrama TN

  4.  Eneng (12)– Cimacan Tarkid

  5.  Kokom (35)– Cimacan Tarkid

  6.  Ane (35)– Kel Sukamukti, Kota Garut


Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya menyatakan, saat ini pencarian dan penyelamatan korban masih terus dilakukan Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat.

"Ratusan pengungsi ditempatkan di kantor Korem. BPBD Provinsi Jawa Barat membantu penanganan darurat," kata Sutopo, Rabu (21/09/2016).

Kata BNPB, pos komando (posko) dan dapur umum telah didirikan BPBD setempat. Bupati Garut menunjuk Dandim sebagai komandan tanggap darurat. Tim Reaksi Cepat telah berada di lapangan untuk membantu BPBD setempat, berupa dukungan dana siap pakai dan pendampinga posko.

kata Sutopo, kebutuhan mendesak saat ini adalah dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat. Beras dan makanan diperlukan untuk penanganan pengungsi.

BNPB mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan dari ancaman banjir dan longsor. Pasalnya hujan akan terus meningkat hingga puncaknya Januari 2017 mendatang.

Banjir bandang dan longsor ini dipicu hujan deras sejak Selasa (20/9), pukul 19.00 WIB. Curah hujan tinggi menyebabkan debit Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri naik secara cepat. Pukul 20.00 WIB banjir setinggi lutut kemudian sekitar jam 23.00 WIB banjir setinggi 1,5 - 2 meter. Saat ini sebagian banjir sudah surut.

Waspada bencana

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperingatkan masyarakat yang tinggal di bantaran kali dan daerah rawan bencana longsor dan banjir. Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwonugroho mengatakan, intensitas terjadinya bencana banjir dan longsor akan semakin meningkat.

Kata dia, curah hujan akan mencapai puncaknya pada Januari 2017. Untuk itulah, dia meminta kewaspadaan masyarakat yang tinggal di daerah lereng-lereng dan aliran sungai.

"Curah hujan di atas normal, apalagi  sudah terdeteksi La Nina meskipun lemah. Kemudian, ada di Samudera Hindia dan masih hangatnya perairan di Indonesia. Kondisi itu menyebabkan uap air meningkat sehingga potensi hujan dengan intensitas lebat berdurasi panjang akan semakin tinggi. Puncak hujan diperkirakan terjadi Januari 2017 mendatang," jelas Juru bicara BNPB Sutopo Purwonugroho di Jakarta, Rabu (21/9/2016)

Juru bicara BNPB Sutopo Purwonugroho menambahkan, periode puncak musim hujan akan terjadi dari Januari - Maret 2017. Kata dia, di September sampai Oktober 2016 ada peningkatan curah hujan 200% sehingga ancaman bencana longsor dan banjir makin meningkat.

"Kita menyampaikan himbauan kepada masyarakat dan kewaspadaannya. Kita melihat data statistik, longsor adalah bencana yang sangat mematikan. Dari tahun 2014 sampai September 2016, longsor menyebabkan korban jiwa terbanyak dibanding bencana yang lain," ujarnya.

Editor: Dimas Rizky

  • bencana banjir garut
  • Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho
  • banjir bandang Garut

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!