BERITA

Pasca-Gempa, Pengungsi di Mataram Mulai Terserang Penyakit Diare dan ISPA

""Penyakit ISPA atau diare sudah mulai kita antisipasi. Seperti di Rusunawa Selagalas, dua penyakit itu yang paling banyak. Tentu stres juga ada, namanya juga pengungsi.""

Pasca-Gempa, Pengungsi di Mataram Mulai Terserang Penyakit Diare dan ISPA
Korban Gempa Lombok Dirawat di RSUD Lombok Utara. (Foto: Antara)

KBR, Mataram- Para pengungsi korban gempa di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai terserang berbagai penyakit. Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Usman Hadi mengatakan, umumnya para pengungsi terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), diare, hingga stres.

"Penyakit ISPA atau diare sudah mulai kita antisipasi. Seperti di Rusunawa Selagalas, dua penyakit itu yang paling banyak. Tentu stres juga ada, namanya juga pengungsi," jelas Usman, Rabu, (15/08).

Meski begitu, Usman belum dapat memastikan berapa jumlah pengungsi yang terserang penyakit. Kata dia, pihak Dinas Kesehatan sudah menginstruksikan semua Puskesmas di Mataram untuk melayani pemeriksaan di lokasi-lokasi pengungsian. Selain melakukan metode "jemput bola", kata dia, Puskesmas juga sudah mendirikan posko-posko kesehatan di titik tertentu.

"Kita selalu melakukan pelayanan di titik-titik pengungsian. Sejak awal, tanggal 5 Agustus itu kita sudah langsung lakukan. Itu kita buat juga posko di tenda. Semua Puskesmas kita libatkan, masing-masing empat orang yang turun," lanjutnya.

Sementara untuk wanita hamil dan menyusui, diimbau Usman untuk tidak tinggal di tenda pengungsian karena rentan terserang penyakit. Meski begitu, kata dia, Pemerintah tidak bisa berbuat banyak lantaran masyarakat masih trauma untuk tinggal di dalam bangunan.

Hingga saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah warga Kota Mataram yang mengungsi mencapai 66.674 orang.

Editor: Adia Pradana 

  • mataram
  • pengungsi
  • penyakit
  • gempa lombok

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!