OPINI

Kali Item Menggugat

Pakar limnologi LIPI Gadis Sri Haryani mengatakan langkah Pemprov DKI menutup permukaan Kali Item un

Kali Item oh Kali Item. Hingga kini upaya mengatasi bau yang menyeruak dari sana terus dilakukan. Mulai dari memasang ratusan meter kain waring hitam, memompa dan mengurangi debit air kotor, menyemprot mikroba pengurai sumber bau tak sedap, hingga menyuplai oksigen lewat teknologi plasma buble. Nihil. Kali Item masih bau, sementara Asian Games 2018 semakin dekat.

Aroma tak sedap dari Kali Item memang tengah jadi sorotan publik. Kali ini berada di sekitar Wisma Atlet, tempat para peserta Asian Games 2018 bakal menginap. Tentu saja bau dari kali yang pekat ini jika tak bisa diatasi, bikin tak nyaman. Dan tentu saja memalukan.

Belasan hari jelang pesta olahraga regional ini, Pemerintah Jakarta dan Pusat masih berjibaku mengatasinya. Mana jurus yang ampuh? Pun berhasil mengatasi bau, berapa lama bisa itu bertahan? Jangan berharap hasil yang baik lewat cara yang instan. Pemerintah Jerman, misalnya, butuh waktu 10 tahun dan biaya triliunan rupiah untuk membersihkan Sungai Elbe yang divonis sebagai calon sungai mati. Secara bertahap kini tingkat polusi di Elbe berkurang sebesar 60-70 persen. Biaya yang dikeluarkan memang mahal, trilyunan. Tapi hasilnya, puluhan spesies ikan kembali bisa hidup di sungai tersebut.

Kali Item seperti sedang menggugat balik lantaran lama diabaikan. Sebab pernah ada masa kali itu dalam kondisi baik-baik saja, tak mengeluarkan bau, ketika Kali Item masih rutin dikeruk, dibersihkan dari sampah. Jelas, kuncinya adalah konsistensi merawat diikuti dengan upaya mengatasi  sumber pencemaran. Jika tidak, Kali Item akan kembali menggugat kita dengan baunya.

 

  • Kali Item Jakarta
  • Asian Games 2018
  • sungai Elbe Jerman
  • waring hitam kali item

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!