BERITA

Emara, Tokoh Kartun Wanita Superhero Pertama Asal UEA

Emara, Tokoh Kartun Wanita Superhero Pertama Asal UEA

KBR- Setelah karakter komik pahlawan muslim wanita asal Arab Saudi, Latifa, dan Ms. Marvel (Kamila Khan) asal Amerika, kini ada pahlawan super muslim wanita asal Uni Emirat, Emara. Setelah kemunculannya dalam film mini seri di YouTube, karakter Emara yang energik semakin mendapat perhatian.

Di siang hari, karakter Emara ini adalah gadis remaja pada umumnya, yang bernama Moza. Dia juga membantu ibunya menjadi pelayan di restoran. Di malam hari, sosok Moza berubah menjadi sosok yang tak kenal takut dan melawan di jalan-jalan yang padat di Uni Emirat Arab.

Berangkat dari keinginan Fatma Almheiri untuk menonton kartun yang berhubungan dengan kehidupan perempuan muslim saat ia kecil, Emara lahir sebagai pahlawan super wanita yang penampilannya bisa dibilang melawan genre. Kalau kebanyakan pahlawan super mengenakan pakaian bahan spandex, kulit, atau masker yang ketat, Emara mengenakan pakaian muslim dengan hijab. Kini mini seri Emara yang tayang sejak 2016 itu sudah mempunyai lebih dari 75.000 pelanggan di Youtube.

Dilansir CNN, Fatma mengatakan kalau waktu kecil tidak dapat menemukan karakter kartun yang cocok baginya. "Emara adalah pahlawan super yang kuinginkan sejak kecil, yang tidak bisa aku miliki waktu dulu. Inilah yang kuceritakan pada generasi yang lebih muda."

Selain itu, Fatma juga terdorong membuat karakter Emara karena sering menemukan banyak asumsi yang salah mengenai wanita muslim ketika dia tinggal di AS.

"Saya pikir seluruh dunia perlu melihat representasi yang tepat dari kami [Arab] karena... ada persentase besar dari mereka yang benar-benar salah memahami kami atau budaya kami," katanya dikutip dari CNN. "Saya tidak bisa menyalahkan mereka karena kami tidak benar-benar ada di media mereka. Kami tidak ada dalam kartun mereka."

Lewat film Emara, Fatma ingin fokus membuat cerita yang menarik dengan menonjolkan budaya Emirat. Misalnya seperti karakter perempuannya yang dinamis dan bersemangat, tapi tetap menggunakan atribut islam. Ia juga menunjukan bagaimana kehidupan di Uni Emirat itu tenang dan santai.

“Ini bukan sebagaimana yang mereka pikir, dimana... semua orang harus bercadar. Anda tidak diperbolehkan meninggalkan rumah Anda. Anda tidak bisa mengemudi," ungkapnya.

Agar menjangkau lebih banyak penonton, Emara disajikan dalam tiga versi bahasa, yakni Inggris, Arab formal, dan bahasa Arab dengan logat Emirat. Diketahui, mayoritas penonton mini seri ini ternyata berasal dari AS. Disusul Amerika Selatan, Spanyol dan Saudi Arabia.

Fatma mengatakan kalau dia juga sering mendapat pesan dari orang muslim dan juga perempuan Arab yang berterima kasih karena sudah menciptakan karakter yang berhubungan dengan kehidupan mereka.

"Saya pernah dalam situasi mereka, mencari sesuatu seperti itu di acara yang saya tonton, di kartun yang saya tonton. Jadi untuk bisa memberikan itu kepada orang lain dan mendapatkan terima kasih dari mereka karena hal itu, merupakan hal yang tidak bisa dilukiskan,” kata Fatma. (mlk)

  • film
  • emara
  • kartun
  • islam

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!