BERITA

Ditetapkan Kembali Jadi Gubernur, Ini Fokus Sultan Hamengku Buwono X

Ditetapkan Kembali Jadi Gubernur, Ini Fokus  Sultan Hamengku Buwono X

KBR, Yogyakarta- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan akan fokus mengatasi kemiskinan di wilayah Yogyakarta bagian selatan pada lima tahun ke depan.  Menurut Sultan ada kesenjangan antara warga di bagian utara dan selatan. Angka kemiskinan di wilayah bagian selatan yang mencakup Gunungkidul, Bantul dan Kulonprogo lebih tinggi dibanding wilayah bagian utara yaitu Sleman dan Yogyakarta.

"DIY untuk lima tahun ke depan harus memberikan fokus dan perhatian terhadap pembangunan wilayah bagian selatan Yogyakarta untuk menyongsong abad samudra Hindia dan meningkatkan harkat martabat warga miskin," kata Sultan saat membaca visi misi pada penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY periode 2017 - 2022 di DPRD DIY, Rabu (02/08/2017).


Merujuk data BPS DIY, angka kemiskinan di Yogyakarta bagian selatan rata-rata di atas 20 persen, sedangkan kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta di bawah 10 persen. Secara keseluruhan jumlah penduduk miskin di DIY masih cukup tinggi dibanding persentase penduduk miskin nasional.


"Jumlah penduduk miskin DIY sekitar 488 ribu jiwa atau sekitar 13,02 persen, masih cukup tinggi dibanding persentase penduduk miskin nasional sebesar 10,96 persen," lanjutnya.


Kondisi ini menunjukkan bahwa warga miskin di wilayah pedesaan terjerat persoalan penyediaan pangan.


"Berupa pengeluaran untuk pembelian beras sebesar 33,08 persen, sedangkan di wilayah perkotaan hanya menunjukkan angka 27,31 persen," kata Sultan.


Sri Sultan Hamengku Buwono X kembali ditetapkan sebagai gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2017 - 2022. Berpatokan pada UU No 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY, disebutkan bahwa calon Gubernur DIY bertahta sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono. Aturan serupa juga diberlakukan untuk jabatan Wakil Gubernur DIY yakni Adipati Paku Alam.


Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menambahkan arah pembangunan DIY lima tahun ke depan berpijak pada konsep "Renaisans Yogyakarta".


"Renaisans adalah revolusi budaya antitesa terhadap kakunya pemikiran dan tradisi abad silam," jelas Sultan.

(Eka Juniari)


Editor: Rony Sitanggang
  • sri sultan hamengku buwono X

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!