BERITA
Cegah Radikalisme di Kampus, Menristekdikti Gandeng BNPT dan BIN
""Jangan sampai mahasiswa kegiatan kosong karena diisi oleh mereka-mereka itu. Ini harus kita isi kegiatan mempunyai nilai-nilai kebangsaan itu tadi,""
Ninik Yuniati
KBR, Jakarta- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristek
Dikti) Muhammad Natsir menyatakan akan bekerja sama Badan Intelejen
Negara (BIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk
menangkal radikalisme dan terorisme di kampus seluruh Indonesia. Hal ini
disampaikan M Natsir usai mendampingi 16 rektor perguruan tinggi
bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.
"Peran
pemerintah adalah selalu mengafirmasi kepada seluruh perguruan tinggi.
Dan kita melakukan mediasi, supaya semua dijadikan satu semua informasi.
Kami bekerja sama dengan BNPT, bersama dengan BIN, terkait hal-hal yang
ada di kampus seluruh Indonesia. Tujuannya adalah kami ingin menjaga
Indonesia harus dalam benteng wawasan kebangsaan ini," kata Natsir di
kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/8/2017).
M
Natsir menambahkan, pembelajaran tentang wawasan kebangsaan di kampus
negeri dan swasta ke depan harus diperkuat. Selama ini mata kuliah
terkait seperti Pancasila telah diajarkan di kampus, namun belum
dioptimalkan.
"Sudah ada mata kuliah Pancasila, cuma sistem pembelajarannya inilah yang harus terimplementasi pada perilaku," ujar dia.
Kata
Natsir, kampus didorong untuk membuat kegiatan-kegiatan bernuansa
kebangsaan yang melibatkan mahasiswa. Sehingga, peluang untuk masuknya
ideologi radikal makin tertutup.
"Jangan sampai mahasiswa
kegiatan kosong karena diisi oleh mereka-mereka itu. Ini harus kita isi
kegiatan mempunyai nilai-nilai kebangsaan itu tadi,"
Rencananya,
September mendatang akan digelar deklarasi kebangsaan di Bali yang
dihadiri para rektor kampus seluruh Indonesia. Ditargetkan lebih dari
2000 rektor akan hadir baik dari kampus negeri maupun swasta.
Editor: Rony Sitanggang
- M Nasir
- Radikalisme
- terorisme
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!