BERITA

Kontras (Masih) Simpan Informasi Dalang Beking Narkoba

""Pada prinsipnya, saya sampaikan pada semua tim tersebut, bahwa saya dan teman-teman siap memberikan informasi tersebut.""

Kontras (Masih) Simpan Informasi Dalang Beking Narkoba
Koordinator KontraS Haris Azhar (tengah) (Foto: Antara)

KBR, Jakarta- Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) mengaku sudah memiliki informasi tentang kasus beking mafia bisnis peredaran narkoba. Koordinator Kontras, Haris Azhar mengatakan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sudah melakukan pemeriksaan lebih jauh terkait kasus terpidana mati Freddy Budiman.

Kini, Kontras tengah melakukan komparasi informasi dengan Koalisi Masyarakat Sipil Anti-Narkoba.


"Kemarin saya sudah ada pembicaraan informal. Sudah dengar kabar ada tim dari Mabes Polri. Sudah ada tim dari TNI, dari BNN. Pada prinsipnya, saya sampaikan pada semua tim tersebut, bahwa saya dan teman-teman siap memberikan informasi tersebut. Jadi, informasi tersebut akan kami berikan nanti kerika ada timnya, atau bahkan jika sudah ada kepastian," aku Haris kepada wartawan, Selasa (09/08/2016).


Selain Liberti Sitinjak, imbuh Haris, ada saksi lain yang bisa Kontras beberkan. Namun kata dia, negara harus memberikan kepastian ihwal kelanjutan penanganan kasus ini. Haris khawatir akan terjadi keraguan dalam masyarakat jika informasi antara Koalisi Masyarakat Sipil dan aparat penegak hukum "balap-balapan".


"Nanti kami (Koalisi Masyarakat Sipil Anti-Narkoba) lihat dan akan dikabari lebih lanjut. (Ada info yang masih belum dipublikasikan?) Mungkin ada beberapa," tutur Haris.


Meniru Pemberantasan Narkoba Filipina

Sementara itu Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Oesman Sapta Odang setuju Indonesia darurat narkoba. Meski begitu menurutnya, pemerintah tak perlu meniru penanganan narkoba oleh Filipina yang tak jarang menelan korban jiwa.


"Jadi begini, kita punya aturan sendiri. Kita nggak bisa melanggar undang-undang kita juga. Menarik benang (mafia narkoba) dalam tepung, tepungnya jangan berserakan dong.


Namun Haris Azhar mengkritisinya. Dia menyatakan setuju dengan sebagian cara yang dilakukan pemerintah Filipina. Haris melanjutkan, Indonesia bisa meniru cara pemerintah Filipina yang menerbitkan nama-nama dugaan tersangka peredaran narkoba. Hal tersebut, sambung Haris, dapat melibatkan masyarakat dalam penuntasan kasus ini.


"Jika polisi sudah mendekati kepastian, sudah punya alat bukti yang cukup, tapi mereka (tersangka peredar narkoba) kabut, dirilis saja ke publik. Biar publik bisa berpartisipasi. Jadi, masyarakat bisa membantu turut serta. Misalnya, (seperti) flyer-flyer teroris," ujar Haris.


Meski begitu Haris tidak setuju dengan banyaknya korban jiwa akibat pembunuhan di luar hukum untuk menuntaskan kasus narkoba di Filipina. Menurut Haris, para tersangka itu harus dibawa hidup-hidup dan diajak untuk membantu penegakan hukum.


"Kita harus bawa mereka hidup-hidup biar mereka bisa memberi informasi, siapa saja yang berkontribusi dalam peredaran narkoba itu," tutup Haris.

Editor: Dimas Rizky 

  • beking narkoba
  • Koordinator Kontras Haris Azhar
  • Koordinator Kontras
  • pengakuan Freddy Budiman

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!