DARI POJOK MENTENG

Advertorial: Ikke Nurjanah buat Amerika Terlena dengan Dangdut

Advertorial: Ikke Nurjanah buat Amerika Terlena dengan Dangdut

Jakarta, 16/08/2016 - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Ikke Nurjanah bersama-sama akan menggelar “Amerika Terlena Dangdut 2016”. Kegiatan akan dilangsungkan dari tanggal 1 - 15 September 2016 di 3 kota di Amerika Serikat, yakni Washington, Philadelphia dan New York.

“Kami berharap bahwa kegiatan ini dapat memacu penyanyi agar bisa go internasional dan musik dangdut dikenal dunia sebagai musik asli Indonesia” ujar Joshua Puji Mulia Simanjuntak selaku Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif.

Di samping itu, Ikke juga akan menghadiri diskusi dari universitas dan Kantor Perwakilan Indonesia di Amerika Serikat.

Ikke juga akan menggelar diskusi dan bedah buku “Diary Dangdut Ikke Nurjanah”. Bedah buku akan digelar di dua tempat, Library of Congress, Washington DC dan Smithsonian Folkways. Diskusi akan didampingi Professor Andrew Weintraub, pengajar di Departemen Musik Etnik di Pittsburgh University, AS yang telah melakukan riset khusus tentang musik dangdut dan menulis Dangdut Stories yang diterbitkan oleh Oxford University Press pada tahun 2005.

“Setelah kembali ke Indonesia, kita akan dukung artis-artis yang punya talenta terutama dalam musik dangdut karena ternyata dangdut itu unik, tidak semua penyanyi bisa dangdut, ada ciri khas, istilahnya cengkok, kami juga berharap dengan adanya dukungan dari Bekraf musik dangdut mampu menjangkau pasar yang lebih luas secara konsisten” tegas Joshua.

Ikke yang memiliki nama asli Hartini Erpi Nurjanah ini, dikenal luas di Indonesia dengan lagu Terlena. Kiprahnya di dunia musik dangdut telah membawanya meraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) tiga kali berturut-turut pada tahun 1997, 1998 dan 1999. 

  • Terlena Ikke Nurjanah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!