BERITA

Dosen IPB: HTI Sudah Dibubarkan, Saya Bukan Anggota Lagi

Dosen IPB: HTI Sudah Dibubarkan, Saya Bukan Anggota Lagi

KBR, Bogor - Salah seorang dosen di Institut Pertanian Bogor (IPB) Iin Solikhin menyatakan tidak lagi menjadi anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) setelah ormas itu dibubarkan pemerintah.

Iin pun menyatakan tetap memilih sebagai dosen IPB, meski namanya dikaitkan dengan HTI.


Menurutnya, secara resmi organisasi HTI sudah dibubarkan pemerintah. Sehingga tidak ada lagi pengurus atau pun anggota.


"Ya masalahnya sekarang saya sudah bukan anggota HTI lagi, kan HTI sudah dibubarkan. Kedua, kebijakan Pak Menteri itu kan belum tahu benar apa tidaknya. Kita lihat saja perkembangan selanjutnya," kata Iin Solikhin saat dihubungi KBR di Bogor, Senin (24/7/2017).


Iin mengatakan saat ini dirinya masih tetap sebagai dosen di IPB. Jika ada mekanisme pemecatan atau perintah mundur, kata Iin, ada mekenisme tersendiri dari pihak univeraitas.


"Begini, itu kan masih belum jelas. Jadi kalau dalam konteks kepegawaian itu ada aturannya, kita ikut aturannya saja," jelasnya.


Saat ini, Iin sendiri terdaftar sebagai Dosen di Fakultas Perikanan dan Kelautan, IPB dan tercatat sebagai Ketua Program Studi Perikanan dan Kelautan. Situs Hizbut Tahrir Indonesia menyebut Dr Iin Solikhin sebagai Ketua HTI Chapter IPB.


Menolak komentar

Dosen lain dari IPB, Muhammad Rahmad Kurnia menolak berkomentar ketika diminta tanggapan ketika namanya masuk daftar akademisi angota HTI.


"No comment saya. Kalau mau tanya saja ke mantan jubir HTI. HTI kan sudah tidak ada," kata Rahmad Kurnia ketika dihubungi KBR, Senin (24/7/2017).


Dalam situs hizbut-tahrir.or.id yang kini diblokir pemerintah, nama Dr Muhammad Rahmad Kurnia disebut sebagai salah satu Ketua DPP HTI.


"Kan HTI sudah dibubarkan. Sudah ya, saya sedang meeting dulu ini," kata Rahmad Kurnia.  


Rahmat Kurnia merupakan dosen di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.


Sebelumnya, Kemenristek Dikti meminta dosen baik itu dari perguruan tinggi negeri maupun swasta yang terlibat dengan HTI untuk mundur dari jabatannya.


Baca juga:


Sementara itu, Juru bicara IPB Yatri Indah Kusumastuti mengatakan rektorat belum mengambil langkah apapun terkait dosen IPB yang sebelumnya terlibat HTI. IPB, kata Yatri, masih menunggu arahan dari Kemenristek Dikti.


"Sementara dengan kami belum ada arahan apapun. Kami menunggu komunikasi antara rektor dengan menteri. Kalau sudah ada keputusan menteri dan rektor, baru kami akan melakukan langkah-langkah. Karena kami badan resmi, makanya kami menunggu arahan resmi," katanya saat ditemui KBR di Kampus IPB Dramaga, Senin (24/7/2017).


Yatri menambahkan, pihak kampus juga khawatir jika nanti dosen yang masuk pengurusan HTI harus mundur dari kampus. Alasannya, karena saat ini para dosen yang disebut-sebut pengurus HTI itu masih menjadi dosen pembimbing bagi mahasiswa semester akhir.


"Kekhawatiran kita jelas ada, karena kan banyak hasil karya mereka di IPB ini. Mereka sudah menghasilkan banyak sarjana dan penelitian-penelitian bagi kampus," kata Yatri Indah.


Editor: Agus Luqman 

  • Hizbut tahrir Indonesia
  • khilafah hizbut tahrir
  • Hizbut Tahrir
  • hizbut tahir
  • Khilafah
  • khilafah Islamiyah
  • sistem khilafah
  • gerakan khilafah
  • Perppu Ormas
  • pembubaran ormas

Komentar (4)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • Amin Hidayat7 years ago

    Pemerintah tidak usah berlebihan begitu... HTI bukanlah PKI. yang kemudian anggota2 nya ditangkap atau dipecat dr PNS. Banyak pekerjaan atau urusan lain yg pemerintah harus urus seperti kemiskinan, narkoba, pergaulan bebas dsb....jangan mengurus sesuatu yg mmg tdk perlu diurus.

  • dion7 years ago

    saat mereka merasa yakin bahwa khilafah adalah satu-satunya cara untuk negara ini, mereka pelan-pelan menggerus idiologi bangsa namun tetap berharap gaji dari negara. Masih untung kalian diperingatkan. Masih ingat DI TII ?

  • abdul somad5 years ago

    Hidup dari negara tidak seharusnya menghancurkan negara pelan pelan. Ubah ideologi memusnahkan negara. Bisa hancur yg sudah dibangun. Perekat nasionalisme mau dihancurkan? Bendera...pancasila...bahasa indonesia...sama saja tidak menghargai jasa jasa para pejuang...hidup kok mau enak saja..

  • Gede Bacot5 years ago

    Takut dimutasi atau diberhentikan dr dosen ya pa .... tyt urusan dunia dan perut masih leboh penting ya pa.... Kalo boleh saran... berhenti menasehati mahasiswa bpk atau orang lain soal kebenaran, karena bpk juga masih harus membenahi ke istiqomahan bpk.... mudah mudahan bok tidak rermaauk golongan orang-orang munafik. insaallah