BERITA

Rokok Masih Jadi Penyumbang Kemiskinan Terbesar Kedua di Indonesia

"Posisi rokok kretek filter sebagai penyebab kemiskinan hanya dikalahkan oleh beras yang memiliki andil 21,55 persen di perkotaan, dan 29,54 di perdesaan. "

Rokok Masih Jadi Penyumbang Kemiskinan Terbesar Kedua di Indonesia
Seorang buruh sedang menyelesaikan lintingan rokok di pabrik rokok Desa Munjung Agung, Tegal, Jawa Tengah, Rabu (29/6). BPS mencatat rokok masih menjadi penyumbang kemiskinan terbesar kedua di Indones

KBR, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rokok kretek filter masih menjadi penyebab kemiskinan terbesar setelah beras.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, konsumsi rokok yang tinggi, meski tak menyumbang kalori, tetap dihitung sebagai pengeluaran masyarakat dan mendorong kemiskinan dari kelompok makanan.


"Rokok kretek filter, ini masih mendominasi urutan kedua, di dalam kelompok makanan. Rokok kretek filter tidak memiliki kalori, tidak memiliki sumbangan terhadap 2,100 kilokalori, tetapi dia sebagai pengeluaran masyarakat. Kalau ini dikurangi atau diganti pada yang menghasilkan kalori, kurangi merokoknya, maka pendapatannya bisa lebih tinggi," kata Suryamin di kantornya, Senin (18/7/2016).


BPS mencatat rokok kretek filter memiliki andil 9,08 persen di perkotaan dan 7,96 di pedesaan sebagai komoditas pangan pendorong kemiskinan.


Posisi rokok kretek filter hanya dikalahkan oleh beras yang memiliki andil 21,55 persen di perkotaan, dan 29,54 di perdesaan. Sehingga, kata Suryamin, kemiskinan dapat dikurangi apabila konsumsi rokok ditekan atau dialihkan untuk komoditas pangan penghasil kalori.


Sementara itu, dari non-makanan, pendorong terbesarnya adalah perumahan dengan andil 9,76 persen di perkotaan dan 7,56 persen di pedesaan.


Hari ini, BPS mengumumkan angka kemiskinan per Maret 2016 sebesar 28,01 juta atau 10,86 persen dari total penduduk Indonesia.


Menurut data BPS, nilai itu menurun 0,27 persen dibandingkan periode September 2015 yang saat itu sebesar 28,51 juta orang atau sebesar 11,22 persen.


Editor: Agus Luqman

 

  • angka kemiskinan
  • warga miskin
  • jumlah warga miskin
  • BPS
  • penyebab kemiskinan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!