BERITA

Puncak Arus Balik di Pelabuhan Ketapang Hari ini

Puncak Arus Balik di Pelabuhan Ketapang Hari ini

KBR, Banyuwangi - Puncak arus balik Lebaran 2016 dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Jawa Timur, menuju Pelabuhan Gilimanuk Bali terjadi hari ini Minggu (10/7/2016). Sebab sejak hari Sabtu Kemarin (9/7/2016) terus terjadi lonjakan penumpang di Pelabuhan Ketapang.

Juru Bicara PT Angkutan Sungai  Danau dan Penyberangan (ASDP) Ketapang –Gilimanuk, Shandi Nugroho mengatakan, sejak Sabtu (9/7/2016)  hingga Minggu (10/7/2016) jumlah kapal yang dioperasikan sebanyak 31 unit dengan jumlah 194 perjalanan atau trip. Sedangkan jumlah penumpang yang telah diseberangkan sebanyak 49 ribu lebih orang, 7.300  unit lebih kendaraan roda dua, dan  5.700 unit lebih kendaraan roda empat.

 

“Untuk saat ini pantauan pengelihatan saya roda dua ini yang meningkat, untuk roda empat mengalir saja, tidak sampai keluar pelabuhan. Untuk roda dua ini volumenya meningkat sekali di hari Minggu ini,”kata Shandi Nugroho (10/7/2016).

 

Juru Bicara PT Angkutan Sungai  Danau dan Penyberangan (ASDP) Ketapang –Gilimanuk Shandi Nugroho menambahkan, dari data –data yang masuk  menunjukkan peningkatan dibandingkan pada hari Jumat (8/7/2016 ) kemarin dengan kapal yang beroperasi sebanyak 28 unit dengan 202 perjalanan.


Sementara itu,  di Pelabuhan Gilimanuk hingga hari Minggu (10/7/2016) ini tercatat jumlah kapal yang dioperasikan sebanyak 31 unit dengan jumlah 190 perjalanan. Penumpang yang sudah diseberangkan sebanyak 33 ribu lebih penumpang, 2000 lebih unit  kendaraan roda dua, dan 4.800 unit lebih kendaraan roda empat.


PT ASDP Ketapang menyiagakan sebanyak 48 armada kapal untuk melayani penumpang dan kendaraan selama masa angkutan Lebaran 2016.

Editor: Sasmito

  • puncak arus balik
  • pelabuhan ketapang
  • pelabuhan gilimanuk
  • PT ASDP

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!