BERITA

BPS: Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Menurun

BPS: Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Menurun
Ribuan warga mengantre pembagian zakat di kediaman salah seorang pengusaha Ambo Rukka, Makassar, Sulsel, Jumat (24/6). Bulan suci Ramadan dimanfaatkan sebagian umat muslim dengan membagikan zakat dan

KBR, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk miskin di Indonesia per Maret 2016 sebanyak 28,01 juta orang, atau 10,86 persen dari total penduduk Indonesia.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, jumlah kemiskinan itu turun dibandingkan Maret 2015 yang mencapai 11,22 persen atau 28,59 juta orang.


"Penduduk miskin Maret 2016, sebanyak 10,86 persen atau jumlah orangnya 28,01 juta orang. Kalau kita bandingkan dengan periode sebelumnya, terjadi penurunan dibandingkan September 2015, yang besarnya 11,13 persen, atau turun 0,27 poin, sebanyak 28,51 juta orang," kata Suryamin di kantornya, Senin (18/7/2016).


Suryamin mengatakan, jika dilihat per pulau, persentase penduduk miskin di Indonesia paling banyak ada di Maluku dan Papua. Jumlahnya sebanyak 22,09 persen dari total penduduk, atau 1,54 juta orang.


Posisi berikutnya adalah Bali dan Nusa Tenggara sebesar 14,96 persen dari total penduduk atau 2,14 juta orang.


Namun, apabila dilihat dari sisi absolut, penduduk miskin di Indonesia paling banyak berada di pulau Jawa.


BPS mencatat jumlahnya sebanyak 14,97 juta orang atau 10,23 persen dari jumlah penduduk, dan Sumatera sebanyak 6,28 juta orang atau 11,22 persen dari jumlah penduduk.


Suryamin berujar, persentase penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2016 turun 7,79 persen dibanding September 2015 yang sebesar 8,22 persen. Sementara itu, persentase penduduk miskin di perdesaan naik dari 14,09 persen pada September 2015 menjadi 14,11 persen pada Maret 2016.


Editor: Agus Luqman

 

  • jumlah penduduk miskin
  • angka kemiskinan
  • Badan Pusat Statistik
  • BPS
  • warga miskin

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!