BERITA

Gatot Nurmantyo Cium tangan SBY, Ini Penjelasan Demokrat

Gatot Nurmantyo Cium tangan SBY, Ini Penjelasan Demokrat

KBR, Jakarta- Partai Demokrat menampik aksi Gatot Nurmantyo yang mencium tangan SBY adalah untuk membentuk poros ketiga jelang Pilpres. Bekas presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan bekas Panglima TNI Gatot Nurmantyo bertemu dalam buka puasa bersama   yang diadakan bekas Menko Perekonomian Chairul Tandjung  pada Sabtu (02/06).

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan aksi Gatot terhadap SBY itu merupakan sikap hormat kepada senior semata. Kata dia, tidak berarti Gatot dan SBY akan berpasangan dalam Pilpres.


"Itu suatu hubungan antara senior dan junior. Karena bagaimanapun juga pak Gatot ini pernah dibina pak SBY, pak Gatot ini jadi KASAD (Kepala Staf Angkatan Darat) di era pak SBY, " jelasnya kepada wartawan sebelum rapat gabungan di DPR, Senin (4/6/2018) siang.


"Kemudian di TNI itu ikatan moralnya sangat kuat antara senior dan junior, antara atasan dan anak buah pasukan, sangat erat," tambahnya lagi.  


Bekas Panglima TNI Gatot Nurmantyo disebut-sebut masuk bursa cawapres. Survei Alvara Research April-Mei menunjukkan, 43,5 persen responden menilai Gatot sebagai sosok pemimpin yang tegas. Angka ini tak jauh berbeda dengan persepsi masyarakat terhadap Prabowo Subianto.


Gatot dalam akun Twitter-nya mengklarifikasi foto dirinya saat mencium tangan SBY. Dia mengatakan SBY sudah "seperti orangtua" sendiri dan telah memimpin Indonesia selama 10 tahun.  


Sementara itu Partai Demokrat menyatakan belum membicarakan kemungkinan poros ketiga dan capres-cawapres yang akan diusung. Syarief Hasan mengatakan akan melihat peta koalisi yang terbentuk setelah Pilkada.

"Segala sesuatunya masih sangat cari sekarang.  Sepanjang belum ada janur kuning yang berkibar tentu masih kemungkinan masih banyak," terangnya lagi. 


Editor: Rony Sitanggang

  • SBY
  • Gatot Nurmantyo
  • Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!