BERITA

Menteri Perindustrian: 7 Eleven Tutup Bukan karena Larangan Alkohol, Tapi...

Menteri Perindustrian: 7 Eleven Tutup Bukan karena Larangan Alkohol, Tapi...

KBR, Jakarta - Pemerintah membantah larangan penjualan minuman beralkohol turut andil menyebabkan tutupnya seluruh gerai 7 Eleven (Sevel) di Indonesia tahun ini.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto yakin keputusan PT Modern Putra Indonesia mengakhiri bisnis convenience store (toko kebutuhan sehari-hari) itu disebabkan murni karena masalah internal perusahaan.


Iklim bisnis di Indonesia, kata Airlangga, sebenarnya masih baik untuk pertumbuhan bisnis serupa. Namun, bekas anggota DPR ini menilai ekspansi bisnis Sevel terlalu agresif di awal.


"Enggaklah. Kalau untuk mini market kan masih terbuka. Bussiness planning-nya bisa saja terlalu agresif, lalu masalah pengelolaan, dan pemegang saham. Jadi ini murni kasus swasta saja," kata Airlangga saat berada di rumah dinas Menko Perekonomian Darmin Nasution, Jakarta, Senin (25/6/2017).


Pada 2015, Kementerian Perdagangan mengeluarkan peraturan menteri yang menghilangkan mini market dari daftar tempat yang diizinkan menjual minuman beralkohol. Sejak Permendag tersebut dikeluarkan, minuman beralkohol hanya bisa dijual di supermarket dan hypermarket.


Penurunan daya beli masyarakat yang dikeluhkan oleh Sevel, kata Airlangga, merupakan siklus yang biasa. Sejauh ini, mini market lainnya masih mampu bertahan.


Dia menampik ada faktor kebijakan pemerintah pada kegagalan Sevel dalam pasar Indonesia. Ia menyebut kasus penutupan gerai hanya terjadi pada satu perusahaaan, sementara convenience store lainnya cenderung stabil.


"Kebijakan kan berdampak kalau kena ke beberapa pemain. Ini hanya satu pemain yang tutup," kata Airlangga.


Suara berbeda muncul dari Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani. Hariyadi mengatakan penjualan minuman beralkohol memang menjadi salah satu poin strategi penting bagi bisnis Sevel. Ini dikarenakan gerai ini fokus menawarkan gaya hidup pada konsumen.


"Sevel ini konsep awalnya menyajikan lifestyle. Mereka kehilangan competitive advantage dibanding yang lain," kata Hariyadi.


Manajemen Sevel, kata Hariyadi, gagal mengantisipasi dampak dari kebijakan baru penjualan alkohol tersebut. Sebab persaingan di dunia ritel, kata Hariyadi, memang ketat. Apalagi, Sevel tergolong pendatang baru di Indonesia.


Bulan ini, manajemen Sevel mengumumkan secara resmi penutupan seluruh gerai Sevel di Indonesia. Keputusan itu diambil setelah perusahaan asal Thailand, Charoend Pokphand batal mengakuisisi gerai tersebut. Gerai Sevel tutup di seluruh Indonesia mulai 30 Juni 2017.


Pada September 2016, jumlah gerai Sevel mencapai 175 buah. Pada 2017 hingga Maret, PT MSI menutup 30 gerai ditutup.

 

Editor: Agus Luqman 

  • 7 Eleven
  • perdagangan ritel
  • minimarket
  • Airlangga Hartarto
  • alkohol
  • iklim usaha

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!