HEADLINE

Presiden Jokowi Tetapkan 1 Juni Tanggal Merah

"1 Juni sebagai hari libur nasional ini mulai berlaku tahun depan"

Damar Fery Ardiyan

Presiden Jokowi Tetapkan 1 Juni Tanggal Merah
Sejumlah anak usia sekolah mewarnai lambang negara Garuda Pancasila di halaman situs rumah Bung Karno masa kecil

KBR, Bandung - Presiden Jokowi Widodo menetapkan 1 Juni sebagai hari libur nasional. Ini disampaikan Presiden dalam sambutannya pada Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat. "Dengan Keputusan Presiden, 1 Juni ditetapkan, diliburkan dan diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila," ungkap Jokowi. 

Keppres ini sebelumnya dibahas oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno bersama Kepala Kepolisian Indonesia Badrodin Haiti, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Dari Bandung, Presiden Tinjau Krisis Listrik

Penetapan Libur Nasional ini sekaligus mengawali kunjungan kerja Presiden ke sejumlah provinsi. Dari Pangkalan TNI AU Husein Sastranegara Bandung, Presiden bertolok ke ?Bandara Depati Amir, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.

Di Bangka Belitung, Presiden akan menghadiri Groundbreaking Mobile Power Plant (MPP) 350 MW se-Regional Sumatera. Lalu melanjutkan perjalanan ke Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh untuk bermalam dan melanjutkan perjalan ke Lhokseumawe.

Presiden akan meninjau langsung perkembangan pembangkit tenaga listrik di beberapa daerah. "Hampir di semua provinsi ada yang sehari byar-pet 8 kali, 4 kali, 3 kali," ucap Presiden seperti yang disampaikan Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.

Presiden ingin memastikan kendala-kendala di lapangan, mulai dari masalah perijinan sampai dengan masalah  pembebasan lahan, bisa segera diatasi.


  • Pancasila
  • Jokowi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!