BERITA

Pemerintah Perlu Rekrut Praktisi dan Hacker di Badan Cyber Nasional

Pemerintah Perlu Rekrut Praktisi dan Hacker di Badan Cyber Nasional

KBR, Jakarta - Pakar Hukum Siber, Megi Margiyono menyarankan pemerintah merekrut para ahli dan praktisi siber, serta hacker atau peretas internet untuk mengisi jabatan fungsional di Badan Cyber Nasional BCN. Sebab menurut Megi, mereka dinilai lebih memahami soal serangan siber dan pembobolan sistem dibanding sumber daya manusia dari pemerintah.

"Yang paling penting bidang ini membutuhkan orang-orang yang ahli, tidak harus di pegawai negeri atau orang pemerintahan. Atau seringkali yang tahu pembobolan situs, serangan internet, justru yang lebih banyak tahu adalah praktisi, hacker. Itu penting juga diambil satu atau dua," kata Megi kepada KBR, Kamis (4/6/2015).


Megi menambahkan, Badan Cyber Nasional nantinya diminta fokus pada keamanan jaringan intenet di Indonesia. Apalagi, Indonesia saat ini menjadi salah satu sasaran empuk serangan siber.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, bakal segera membentuk Badan Cyber Nasional. Kini pihaknya tengah menyusun masukan-masukan untuk Presiden Joko Widodo. Salah satunya, soal pembentukan Panitia Seleksi.

Pembentukan badan tersebut, dinilai sebagai kebutuhan mendesak untuk menjaga pertahanan negara dari serangan siber atau dunia maya. Menurut dia, saat ini tiap-tiap instansi pertahanan, perbankan, udara, dan perhubungan telah mempunyai pertahanan masing-masing di bidang siber.

Namun, belum ada badan yang membina dan mengkoordinir semua pertahanan lembaga secara nasional. Badan Cyber Nasional tersebut akan menjadi badan khusus, seperti Badan Intelijen Nasional. 

Editor: Quinawaty Pasaribu

  • cyber
  • BCN
  • Hacker
  • Internet
  • siber
  • Peretas

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!