BERITA

Petani Telukjambe Nilai Lahan Pemberian Pemerintah Kurang

Petani Telukjambe Nilai Lahan Pemberian Pemerintah Kurang

KBR, Jakarta- Warga Teluk Jambe Karawang meminta pemerintah memisahkan lahan pengganti untuk bercocok tanam dan tempat tinggal.

Salah satu warga, Madhari mengatakan, lahan seluas 500 meter yang akan pemerintah berikan hanya cukup untuk rumah saja. Ia memperkirakan lahan untuk relokasi berada di luar Desa Wanajaya.


"Hanya untuk lahan pertanian di luar itu. Kalau kemarin yang kita ajukan, kalau cuman 300 meter tidak cukup. Kita bisa bertani berhektar-hekatar tidak cukup. Ya itu mungkin untuk lahan tinggal, kalau pertaniannya di luar itu," ungkapnya kepada KBR, Minggu (7/5/2017).


Pemerintah pusat akan memberikan lahan pengganti seluas 500 meter per keluarga. 200 meter untuk rumah tinggal dan 300 meter untuk bercocok tanam. Lahan itu juga akan disertifikasi atas nama warga.


Madhari menambahkan saati ini 220 petani tinggal di rumah dinas bupati. Mereka pindah sejak Sabtu malam (6/5). Kebutuhan logistik dan sarana lainnya disiapkan oleh Dinas Sosial Karawang.


Menurutnya, mereka akan menunggu janji Menteri ATR Sofjan Djalil yang meminta waktu satu bulan untuk mencari lokasi relokasi. Dia berharap setelah hari raya Idul Fitri, ratusan petani sudah menempati rumah mereka sendiri.


"Mudah-mudahan setelah lebaran sudah menempati rumah. Rumahnya kan akan dibangunkan oleh pemerintah. Kalau dari kita dari mana," tuturnya.


Rencananya, kata Madhari, akan ada pertemuan lanjutan dengan Menteri ATR Sofjan Djalil, Pemkab dan Petani. Salah satunya membahas luasan area pertanian. Mereka mengaku tidak mempersoalkan jika lahan tani mereka lumayan jauh dari pemukiman.


"Besok kalau tidak berhalangan Sofjan Djalil akan ketemu kita. Kalau untuk lahan pertanian untuk renggang atau jauh, 500 meter atau 1 kilometer masih tidak apa-apa," ujarnya.


Editor: Sasmito

  • Konflik lahan
  • teluk jambe
  • relokasi warga

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!