BERITA

Digeruduk Ormas, Pameran Lukisan Wiji Thukul di Yogyakarta Jalan Terus

Digeruduk Ormas, Pameran Lukisan Wiji Thukul di Yogyakarta Jalan Terus


KBR, Yogyakarta- Pameran karya Andreas Iswinarto tentang Wiji Thukul terus digelar di Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (Pusham UII) Yogyakarta. Panitia memindahkan sebagian koleksi ke lantai atas kantor.

Sekitar tigapuluh lukisan Andreas dijejer rapi di dinding dekat susuran tangga bersama puluhan puisi karya Wiji Thukul. Andreas Iswinarto menyatakan pameran sempat dihentikan setelah massa ormas beratribut Pemuda Pancasila datang menggeruduk.


"Kemarin setelah dicopot kami break. Tidak kita pasang lagi sampai kita dapat  jaminan dari Polda. Jaminan masih kita pastikan tapi kemarin kita sudah lapor. Agak mengejutkan karena Polda langsung olah TKP malamnya. Ini mengejutkan tapi kita tidak tahu seserius itu. Kita display terbatas sambil membaca eskalasi. Sejauh ini sampai hari ini tidak ada gangguan dan intimidasi," kata Andreas, Selasa (9/05/2017).


Dalam kurun waktu empat tahun, Andreas Iswinarto membuat lukisan tentang Wiji Thukul. Meski belum pernah bertemu, namun karya dan sepak terjang Wiji sangat menginspirasi bekas aktivis lingkungan Walhi itu.

Menurut dia, Wiji Thukul mampu berkomunikasi dengan sederhana tentang persoalan yang dihadapi buruh dan kaum miskin.

"Dengan kaidah estetika tapi bermakna kuat. Mewakili suara otentik dari kaum yang tertindas. Kata-kata itu tidak hanya menarik bagi saya tapi relevansinya masih relevan sampai hari ini. Apa yang diceritakan tentang kaum tani, buruh, miskin kota itu masih menjadi kenyataan yang mereka alami," jelasnya.


Pameran Karya Andreas Iswinarto bertema 'Aku Masih Utuh dan Kata-kata Belum Binasa Tribute to Wiji Thukul' digelar di Pusham UII, 8-11 Mei 2017. 

"Saya bersikeras pembukaan pameran di Yogyakarta tanggal 8 Mei. Karena 8 Mei adalah tanggal terbunuhnya aktivis buruh Marsinah. Wiji Thukul juga memimpin unjuk rasa buruh Sritex," katanya.


Editor: Rony Sitanggang

  • Wiji Thukul
  • Andreas Iswinarto
  • pemuda pancasila
  • Ormas

Komentar (1)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • andreas iswinarto7 years ago

    apa yang mereka takutkan tak lain suara kebenaran dan keadilan. sesungguhnya puisi dan karya rupa macam apa yang membuat mereka galau simak http://tribute-to-wiji-thukul.blogspot.co.id/?view=flipcard