HEADLINE

Sinabung Renggut Korban Jiwa, Pemkab Karo Akui Sulit Relokasi

Sinabung Renggut Korban Jiwa, Pemkab Karo Akui Sulit Relokasi

KBR, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Karo, Sumatera Utara mengakui kesulitan melakukan relokasi tahap dua yang mencakup warga 4 desa di Gunung Sinabung. Juru bicara Pemerintah Kabupaten Karo Sumatera Utara, Agustin Pandia beralasan, pihaknya terkendala lahan karena warga menginginkan area relokasi di satu tempat bersama.

Namun menurut Agustin, saat ini, sedang dilakukan negosiasi supaya warga dapat segera direlokasi meski harus terpencar.


"Belum aksi, karena ada dua cara. Mereka minta relokasi kesatuan, satu tempat. Mana bisa, kalau nyebar mungkin bisa. Sepuluh di sana, dua puluh di sana, itu bisa. Karena lahan kan nggak ada yang cukup itu. Jadi mereka minta satu tempat. Dengan begini nanti dibujuk-bujuk mereka supaya lima puluh KK jangan satu desa gitu. Itu tadi telah diperhitungkan jalan keluarnya," kata Agustin kepada KBR (22/5/2016)


Agustin menambahkan, dana untuk kebutuhan relokasi yang mencakup hunian dan tanah pertanian sudah siap digunakan. Sementara untuk lokasi relokasi akan dilakukan di Utara, Timur, dan Selatan Gunung Sinabung yang jauh dari zona merah.


"Yang pasti uang sudah ada, satu KK 110 juta. Lima puluh sekian untuk tanah pertanian, lima puluh sekian untuk rumah. Dan uang itu dibayarkan kalau sudah ada lahannya. Tim disuruh mencari secepatnya tidak usah berkesatuan, tapi berpencar pun tidak apa-apa. yang penting mereka sudah tampak contoh supaya yang lain juga ngikut. secepatnya itu lokasi tahap ke dua lahan hunian dan pertaniannya," ujarnya.


Sementara itu, Tim Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Karo, Sumatera Utara telah menghentikan pencarian korban akibat erupsi Gunung Sinabung. Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Tanah Karo, Nata Nail Peranginangin mengatakan, pihaknya menduga sudah tidak ada korban lagi dalam insiden tersebut.


"Pencarian dihentikan karena sudah tidak ada laporan lagi dari sanak keluarga, tapi kalau kami dapat laporan lagi, kami akan siaga kembali. Sebenarnya kami sudah menjadikan wilayah aman itu radius 7 kilo meter dari puncak," jelasnya.


Nata Nail Peranginangin menduga korban melanggar yang sudah diberlakukan sejak tahun lalu.  Karena itu, kata dia, pihaknya tetap akan berjaga di setiap jalur pintu masuk menuju Desa Gamber. Menurutnya, beberapa jalur juga sudah ditutup portal dan dipasangi rambu-rambu dilarang masuk ke kawasan tersebut.


"Hingga saat ini aktifitas Sinabung masih berlangsung sejak tahun lalu, kamarin salah satu yang besar erupsinya. Pemerintah sudah menginstruksikan untuk tidak memasuki wilayah tersebut, tapi masih ada saja warga yang melanggar," ujarnya.


Sebanyak 7 orang tewas dan 2 orang kritis akibat letusan awan panas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Korban tewas diantaranya Karman Milala (60), Irwansyah Sembiring (17), Nantin Br. Sitepu (54), Leo Perangin-angin, Ngulik Ginting, Ersada Ginting (55) dan IBrahim Sembiring (57). Sementara korban luka yaitu Cahaya Sembiring (75) dan Cahaya br Tarigan (45).


Desa Gamber berada pada radius 4 km di sisi tenggara dari puncak kawah Gunung Sinabung yang dinyatakan sebagai daerah berbahaya atau zona merah. Artinya tidak boleh ada aktivitas masyarakat di wilayah tersebut karena berbahaya dari ancaman awan panas, lava pijar, bom, lapilli, abu pekat dan material lain dari erupsi.

Editor: Sasmito Madrim

  • Erupsi gunung sinabung
  • Pemkab Karo
  • BNPB
  • Korban Jiwa
  • sumatera utara

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!