BERITA

Rumah Darurat Korban Longsor Ponorogo Siap Ditempati

"Ada dua titik dengan jumlah kapasitas huni berbeda. Yang satu, kata dia, memiliki 10 unit sedangkan satu lagi lainnya berkapasitas sembilan unit."

Yudi Rachman

Rumah Darurat Korban Longsor Ponorogo Siap Ditempati
Pengungsi korban longsor memilih baju sumbangan di rumah Kepala Desa Banaran yang dijadikan tempat pengungsian, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur. (Foto: Antara)


KBR, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Jawa Timur merampungkan pembuatan hunian sementara bagi korban longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung. Sehingga, menurut Kepala Bidang Kedaruratan Logistik Badan Penanggulangan BOBD Ponorogo, Setyo Budiono mengatakan, besok belasan kepala keluarga sudah bisa menempati.

"Besok paling tidak, kan ada dua tempat," kata Setyo Budiono ketika dihubungi KBR, Minggu (16/4/2017).


Setyo pun memaparkan, ada dua titik dengan jumlah kapasitas huni berbeda. Yang satu, kata dia, memiliki 10 unit sedangkan satu lagi lainnya berkapasitas sembilan unit. Namun keduanya sama-sama di Desa Banaran. Nantinya, rumah sementara itu ditempati 19 kepala keluarga korban longsor.


"Satu tempat ada 9 unit yang siap dihuni. Kemudian yang 10 unit tinggal pembenahan dapurnya saja. Kalau kamar-kamarnya sudah, kalau di tempat sebenarnya sudah tetapi kan masih basah lantainya, jadi perlu satu dua hari."

Baca juga:

    <li><b><a href="http://kbr.id/berita/04-2017/korban_longsor_ponorogo_minta_rumah_darurat/89583.html">Korban Longsor Ponorogo Minta Rumah Darurat</a></b> </li>
    
    <li><b><a href="http://kbr.id/berita/04-2017/minggu__korban_longsor_ponorogo_mulai_huni_rumah_sementara/89753.html">Jumat, Hunian Sementara 95 Persen Rampung</a></b> </li></ul>
    

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Setyo Budiono menambahkan, warga korban yang menghuni rumah sementara itupun turut dipantau kesehatan dan kebutuhan hidupnya. Kata dia, warga akan tinggal di hunian sementara tersebut hingga rumah hunian tetap rampung dibangun.

    "Sementara kami pikirkan dulu biar di situ dulu. Biar pengungsi masuk ke rumah hunian dulu, biar nyaman dulu. Kami perhatikan dulu apa kebutuhannya. Nanti untuk pindahnya kita masih butuh waktu juga,"


    Dia pun menuturkan, masih berkoordinasi dengan Kepala Desa Banaran mengenai pembebasan lahan untuk hunian tetap. Termasuk, memastikan apakah lahan relokasi itu aman dari bahaya longsor atau sebaliknya.


    "Untuk lahan kami belum ada. Mungkin nanti ada beberapa lahan yang bisa ditempati. Dan setelah mendapatkan lahan itu di Banaran, kami harus tahu persis lahan tersebut aman atau tidak. Sejauh mana ancaman dan keamanan lahan tersebut untuk dibuat hunian," ungkapnya.

    Baca juga:

      <li><b><a href="http://kbr.id/berita/04-2017/tim_sar_longsor_ponorogo_fokus_buka_akses_jalan/89651.html">Tim SAR Fokus Buka Akses Jalan</a></b> </li>
      
      <li><b><a href="http://kbr.id/berita/04-2017/alasan_bupati_ponorogo_perpanjang_masa_pencarian_korban/89648.html">Proses Pencarian Korban Longsor Ponorogo</a></b> </li></ul>
      

      Longsor Susulan

      Selain merampungkan hunian sementara, BPBD Ponorogo tetap mengantisipasi potensi longsor susulan. Pelaksana Tugas BPBD Ponorogo Sumani mengatakan, petugasnya intensif memantau 9 titik rawan longsor. Pengawasan dilakukan oleh BPBD dan BNPB.


      "Jadi masih banyak di Ponorogo, jadi daerah-daerah yang mempunyai kapasitas bencana menengah tinggi itu ada 9 titik," jelas Pelaksana Tugas BPBD Ponorogo Sumani kepada KBR, Minggu (16/4/2017).


      "Termasuk Banaran ini, Dayakan, Ngebel, Umbulrejo ada beberapa titik, Slaung, Sawo dan sebagainya," tambahnya.

      Baca juga:

        <li><b><a href="http://kbr.id/berita/04-2017/cuaca_buruk__pencarian_korban_longsor_ponorogo_dihentikan_sementara/89547.html">Hambatan Proses Pencarian Korban Longsor Ponorogo</a></b> </li>
        
        <li><b><a href="http://kbr.id/berita/04-2017/longsor_ponorogo__3_tewas__25_orang_hilang/89568.html">Korban Longsor Ponorogo</a></b> </li></ul>
        

        Namun begitu, kata Sumani, BPBD masih menunggu alat pemantau longsor dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sebab dengan alat pemantau itu, deteksi pergeseran tanah di titik-titik rawan bencana akan lebih mudah diawasi.

        "Makanya dari Kementerian ESDM akan membantu alat EWS (Early Warning System) alat pemantau  longsoran yang akan dipasang di tempat yang tinggi itu nanti kami akan mengajukan dulu."




        Editor: Nurika Manan

  • longsor ponorogo
  • BPBD Ponorogo
  • Korban Longsor
  • pengungsi korban longsor

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!