BERITA

Pemuda NU Tolak Keberadaan HTI di Bandung

"Menurut Pemuda NU, Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 sudah bisa mempersatukan bangsa"

Pemuda NU Tolak Keberadaan HTI di Bandung
Aksi pemuda NU tolak HTI di Bandung, Kamis (13/4/2017). Foto: KBR/Arie Nugraha


KBR, Bandung- Gerakan Pemuda Nahdatul Ulama (NU) menolak keberadaan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Kota Bandung. Juru bicara Gerakan Pemuda NU Abdul Rozak menuding gagasan khilafah yang diusung HTI bisa memicu perpecahan dan mengancam keutuhan negara yang majemuk.

"Kita dalam rangka menjaga NKRI ini jangan sampai terbelah. Kalau kita biarkan saja, apalagi mereka melakukan gerakan masif maka dikemudian hari tidak menutup kemungkinan bughot dalam bahasa agama, makar bahasa ilmiahnya atau memberontak bahasa awamnya itu akan hadir terjadi," kata Abdul Rozak di depan Kantor Gubernur Jawa Barat, Jalan Dipenogoro, Bandung, Kamis, 13 April 2017.


Juru bicara Gerakan Pemuda NU Abdul Rozak menjelaskan taktik khilafah yang dipraktikkan oleh HTI itu terbukti tidak sukses diberbagai negara, salah satunya di Suriah. Dia menyebutkan belum ada negara yang berhasil berideologikan agama.


"Seperti Arab Saudi itu adalah monarki atau kerajaan, Brunei Darussallam monarki agama jadi belum ada contohnya sebuah negara berideologikan agama," terang Abdul Rozak.


Abdul Rozak menegaskan khusus di Indonesia, Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 sudah terbukti dapat mempersatukan berbagai suku, ras, budaya dan agama di negara ini. Atas dasar itu, Gerakan Pemuda Nahdlatul Ulama (NU) menolak segala bentuk intoleransi, radikalisme dan segala bentuk kekerasan berkedok agama. Kepolisian dan pemerintah setempat diminta menindak tegas kelompok-kelompok sosial atau keagamaan yang ingin mengganti ideologi negara.

Editor: Dimas Rizky 

  • tolak HTI
  • Nahdatul Ulama

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!