BERITA

Imbauan Masjid Istiqlal untuk Massa Tamasya Almaidah

"Pengurus Masjid Istiqlal mengeluarkan sejumlah imbauan kepada peserta Tamasya Al Maidah. Diantaranya menaati peraturan, seperti tidak melakukan orasi dan menjaga kebersihan masjid."

Gilang Ramadhan

Imbauan Masjid Istiqlal untuk Massa Tamasya Almaidah
Ilustrasi. Sejumlah orang melintas di halaman Masjid Istiqlal saat aksi 313 di Jakarta, Jumat (31/3/2017). (Foto: ANTARA)


KBR, Jakarta - Pengurus Masjid Istiqlal belum menerima surat pemberitahuan dan permintaan izin dari panitia Tamasya Almaidah untuk menggunakan masjid sebagai tempat berkumpulnya massa.

Juru bicara Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam mengatakan sampai Selasa siang juga belum ada kunjungan dari peserta Tamasya Almaidah baik dari dalam maupun luar kota Jakarta.


"Jadi kami belum tahu berapa jumlahnya, dan dari daerah mana saja. Apakah mereka mau menggunakan Masjid Istiqlal untuk bermalam atau tidak, kami juga belum tahu. Belum ada pemberitahuan," kata Abu Hurairah kepada KBR, Selasa (18/4/2017).


Abu Hurairah mengatakan, pengurus Masjid Istiqlal tidak melarang peserta Tamasya Almaidah untuk ibadah dan istirahat di masjid terbesar di Asia Tenggara itu. Meski begitu, jika massa yang datang berjumlah banyak maka perlu ada pemberitahuan lebih dahulu. Hal itu terkait dengan koordinasi dari pihak Masjid Istiqlal kepada pihak-pihak lain terutama menyangkut keamanan maupun masalah teknis lainnya.


"Belajar dari aksi-aksi sebelumnya, rata-rata memang pemberitahuannya mepet. Mendadak. Kadang-kadang sehari sebelum hari-H kami baru dikasih tahu secara tertulis atau resmi," kata Abu Hurairah.


Ia juga mengimbau kepada peserta Tamasya Al Maidah seandainya datang ke Istiqlal untuk menaati peraturan, seperti tidak melakukan orasi dan menjaga kebersihan masjid. Abu Hurairah mengatakan setiap orang juga dapat memanfaatkan koridor masjid untuk beristirahat.


Pantauan KBR hingga Selasa (18/4/2017) siang, belum terlihat rombongan peserta Tamasya Almaidah yang datang ke Masjid Istiqlal. Pengunjung masih didominasi rombongan pelajar yang melakukan study tour.


Menurut rencana panitia, massa Tamasya Almaidah akan mendatangi TPS-TPS di Jakarta hingga penghitungan suara usai. Setelah itu mereka akan berkumpul di Masjid Istiqlal untuk mengadakan acara takbir kemenangan.


Baca juga:


Ansor melarang

Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Nahdlatul Ulama melarang para kadernya mengikuti kegiatan Tamasya Almaidah di Jakarta, pada hari pemungutan suara, Rabu (19/4/2017).


Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan selain karena kegiatan itu tidak jelas kegunaannya, juga karena ada larangan dari aparat kepolisian.


"Lagi pula, itu tamasya apa sih? Mending ke Kebun Binatang Ragunan. Tamasya kok nggak jelas begitu," kata Yaqut Cholil di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, Selasa (18/4/2017).


Yaqut mengatakan karena ada larangan mobilisasi massa ke Jakarta, kader Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU dari Jawa Barat tidak bisa datang ke Jakarta untuk mengikuti acara Apel dan Kemah Kebangsaan di Bumi Perkemahan Ragunan.


"Teman-teman kami tertahan, karena dikira ikut acara Almaidah-almaidah itu. Kita ikuti saja apa instruksi polisi. Kalau memang nggak boleh ya nggak boleh," kata Yaqut.


Hari ini, ribuan anggota Banser NU menggelar apel kebangsaan untuk merawat kebhinekaan Negara Kesatuan Indonesia (NKRI), di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan. Selain apel kebangsaan, mereka juga menyelenggarakan kemah kebangsaan hingga Rabu, 18 April 2017.


Editor: Agus Luqman 

  • Tamasya Almaidah
  • Masjid Istiqlal
  • Pilkada DKI 2017
  • putaran kedua
  • GP Ansor
  • pilkada
  • intimidasi pilkada

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!