BERITA

Disebut Penceramah Kontroversial, Zakir Naik Menuding Media

Disebut Penceramah Kontroversial, Zakir Naik Menuding Media

KBR, Yogyakarta - Ribuan orang memadati Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk mengikuti kuliah umum dari penceramah kontroversial asal India Zakir Naik, Senin (3/4/2017).

Mengusung tema "Religion as An Agent of Mercy and Peace" Zakir Naik pada ceramah yang dikemas dalam kuliah umum tersebut juga melakukan tanya jawab dengan pengunjung.


Usai ceramah, Zakir Naik membela diri terkait pelabelan terhadap dirinya yang dianggap kontroversial hingga disebut penceramah yang sedang buron.


Zakir menuding media turut andil dalam melabeli dirinya sebagai sosok kontroversial. Menurut Zakir, beberapa media di India dan Malaysia telah melanggar batas dengan menyebutnya sebagai "Penceramah Kontroversial" dan "Penceramah Buron".


Meski begitu, Zakir Naik menganggap enteng labelisasi itu. Bahkan, menurut Zakir Naik, sosok kontroversial selalu lekat dengan sosok pesohor mulai dari ulama, presiden hingga nabi.


"Hanya dengan membaca kepala paragraf berita saya langsung tahu apakah media telah berperan sebagai pihak netral. Beberapa menyebut saya 'Fugitive Islamic Speaker'. Ada juga yang menyebut 'Controversial Islamic Speaker'. Tak masalah. Orang terkenal selalu kontroversial, bahkan Nabi Muhammad SAW juga kontroversiap. Setiap selebriti bahkan mantan presiden Indonesia juga kontroversial," kata Zakir kepada media.


Zakir Naik juga menolak dengan tudingan ia maupun organisasinya mensponsori aksi terorisme dan sepaham dengan ISIS.


"Bahkan Wapres Jusuf Kalla tidak keberatan dengan kehadiran saya," kata Zakir Naik.


Ribuan orang rela mengantre sejak pagi untuk mendengarkan ceramah selama hampir empat jam di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Panitia mengklaim ceramah Zakir Naik dihadiri lebih dari 6000 orang. Puluhan pengunjung lainnya yang tidak tertampung di Sportorium difasilitasi dengan layar monitor di lapangan kampus setempat.


Dalam ceramahnya, Zakir Naik menyebut tentang agama yang harus di atas politik.


"Islam dan politik adalah dua hal berbeda. Islam adalah agama yang mengatur segala hal dalam kehidupan. Politik adalah bagian dari Islam. Politisi terbaik di dunia adalah Muhammad SAW. Tak ada politisi di dunia ini yang mendekati (kualitas) Muhammad. Muhammad adalah pemimpin baik dalam agama maupun politik. Ajaran Nabi Muhammad masih dijalani politisi terdahulu seperti Abu Bakar dan Usman. Masalahnya saat ini, politisi muslim tidak lagi mengimplementasikan ajaran sunah dan Quran karena khawatir kehilangan kedudukan," urai Zakir Naik.


Baca juga:

Editor: Agus Luqman 

  • Zakir Naik
  • UMY
  • Muhammadiyah
  • Kontroversial
  • radikal

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!