BERITA

Cuaca Buruk, Pencarian Korban Longsor Ponorogo Dihentikan Sementara

Cuaca Buruk, Pencarian Korban Longsor Ponorogo Dihentikan Sementara


KBR, Ponorogo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo menghentikan sementara proses pencarian 26 korban yang masih dinyatakan hilang, karena kondisi cuaca buruk.

Kabid Kedaruratan BPBD Ponorogo, Setyo Budiono mengatakan, hujan deras mengguyur kondisi di sekitar lokasi bencana. Sehingga dikhawatirkan, apabila pencarian tetap dilanjutkan malah akan membahayakan personil tim SAR gabungan.


"Cuaca ini tidak mendukung, ini akan membahayakan SAR dalam pencarian para korban, kemudian yang kedua kemungkinan tanah-tanah ini masih bisa bergerak," kata Setyo di Ponorogo, Minggu (2/4/2017).


Budi menambahkan, sesuai prosedur penanganan bencana longsor, proses pencarian juga tak boleh dilakukan pada malam hari.

Baca juga:

    <li><b><a href="kbr.id/terkini/04-2017/tim_sar_lanjutkan_pencarian_26_korban_longsor_ponorogo/89546.html">Pencarian Korban Terhambat Material Longsor</a></b> </li>
    
    <li><b><a href="http://kbr.id/berita/03-2017/bpbd_cilacap__siapkan_huntara_bagi_pengungsi_korban_longsor__/89162.html">Huntara bagi Pengungsi KOrban Longsor di Cilacap</a></b> </li></ul>
    

    Rencananya pencarian dan evakuasi korban akan kembali dilanjutkan Senin (3/4/2017) besok pagi.

    Sementara itu, hingga Minggu (2/4/2017) malam, dua korban berhasil ditemukan. Sedangkan 26 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Seluruh korban merupakan Warga Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo.


    Sementara ratusan korban yang selamat kini berada di lokasi pengungsian dan rumah-rumah penduduk.




    Editor: Nurika Manan

  • longsor ponorogo
  • BPBD Ponorogo
  • Setyo Budiono
  • bencana longsor
  • Korban Longsor
  • longsor
  • ponorogo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!