BERITA

Puluhan Cagar Budaya di Balikpapan, Tak Terurus

Puluhan Cagar Budaya di Balikpapan, Tak Terurus

KBR, Balikpapan - Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur mencatat lebih dari 60an cagar budaya dalam kondisi telantar. Salah satunya, cagar budaya berupa kawasan Kuburan Jepang yang kini tak dipagari dan dipenuhi rumput ilalang. Bahkan, terancam abrasi karena letaknya di pinggir pantai.


Jumlah yang tak terurus itu sekitar 70 persen dari total 93 cagar budaya di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.


Kondisi tersebut menurut Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan kota Balikpapan, Mukiran, salah satunya lantaran kurangnya jumlah tenaga pemeliharaan. Menurutnya, dinas hanya memiliki 26 petugas untuk merawat seluruh cagar budaya. Padahal idealnya, kata dia, satu cagar budaya dijaga oleh satu petugas.


"Cagar budaya di Balikpapan sementara ini dijaga oleh juru pelihara yang jumlahnya 26 orang. Menjaga cagar budaya ini ya idealnya adalah satu cagar budaya, satu juru pelihara, sehingga akan lebih terawat," kata Mukiran di Balikpapan, Jumat (16/3/2018).


Baca juga:

    <li><b><a href="http://kbr.id/berita/04-2016/belasan_cagar_budaya_di_balikpapan_dibongkar/80146.html">Belasan Cagar Budaya di Balikpapan, Dibongkar</a></b> </li>
    
    <li><b><a href="http://kbr.id/berita/03-2017/perusakan_cagar_budaya_di_balikpapan__lbh_sikap_siapkan_gugatan_baru/89513.html">Perusakan Cagar Budaya di Balikpapan Tuai Gugatan</a></b> </li></ul>
    

    Mukiran pun melanjutkan, pihaknya sudah mengusulkan penambahan petugas namun belum mendapat respon dari pemerintah daerah. Faktor lain, menurutnya, minimnya anggaran pemeliharaan dari APBD Kota Balikpapan. Tahun ini saja, menurutnya, anggaran untuk merawat 90an cagar budaya tersebut jumlahnya kurang dari Rp100 juta.




    Editor: Nurika Manan

  • cagar budaya
  • Cagar Budaya Balikpapan
  • Balikpapan
  • Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan kota Balikpapan Mukiran

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!