OPINI

Bonita

Ilustrasi: Bonita harimau sumatera

Harimau Sumatera itu dibunuh dan dikuliti oleh warga Desa Bangkelang, Sumatera Utara, awal bulan ini. Bangkainya dipajang di depan umum. Beberapa bagian tubuh harimau kurus itu hilang. Diduga telah dicuri penjual organ hewan langka yang menyelinap di antara kerumunan warga.

Apa dosa harimau malang ini? Rupanya ia menyelinap keluar masuk kampung. Jejaknya ditemukan sekitar 300 meter dari sekolah setempat. Warga takut dimangsa.

Tak hanya di Sumatera Utara, di Riau tim terpadu berupaya menemukan Bonita. Harimau ini diketahui berkeliaran di perkebunan setelah menewaskan dua warga. Tim berharap bisa menangkap Bonita secepatnya sebelum dia jadi korban kekejian warga.

Konflik harimau Sumatera dengan masyarakat sekitar hutan bukan soal sepele. Forum HarimauKita menyebut sepanjang 2001-2016 ada lebih dari seribu kasus konflik harimau dan manusia. 130 ekor harimau sumatera terbunuh. Kerugian tentu juga terjadi di pihak manusia - ekonomi lantaran hewan ternak dimangsa si belang hingga nyawa melayang.

Tentu saja harimau ini tidak punya niat iseng bikin takut warga. Dalam kasus Bonita misalnya, pasokan makanan kian minim sebab banyak hutan di Riau beralih fungsi menjadi perkebunan. Sialnya, munculnya kebun-kebun ini membuat ruang jelajah satwa terputus-putus. Justru manusia lah yang merebut tempat hidup Bonita dan teman-teman.

Kita berharap muncul kesadaran bersama dan lintas kementerian untuk memastikan kembali adanya ruang bagi satwa untuk bisa melangsungkan hidup. Ini penting bagi keberlangsungan hidup keduanya. Keberadaan satwa penting dalam rantai kehidupan kita, manusia.

 

  • Bonita
  • harimau sumatera
  • Riau
  • Desa Bangkelang
  • konflik harimau manusia

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!