BERITA

Bertemu Jokowi, Pengusaha Muda Curhat Ingin Garap Proyek Infrastruktur di Daerah

Bertemu Jokowi, Pengusaha Muda Curhat Ingin Garap Proyek Infrastruktur di Daerah
Ilustrasi: Pembangunan jalan tol di Sumatra. (Foto: Antara)

KBR, Tangerang- Pengusaha  yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) curhat kepada Presiden Joko Widodo tentang keinginan mereka terlibat dalam proyek infrastruktur di daerah. Ketua Hipmi Sumatra Utara Reza Pranata mengatakan, semua proyek infrastruktur di daerahnya justru dikerjakan oleh BUMN atau BUMD, tanpa melibatkan pengusaha lokal di sana.

Menurut Reza, pengusaha muda di Sumatra Utara juga mampu menangani proyek-proyek infrastruktur tersebut.

"Kami di Sumatra Utara, selama 30 tahun terakhir, belum ada pembangunan tol baru. Di zaman Pak Presiden, tol baru di Sumatra Utara bertambah 52 kilometer. Selama 52 kilometer tol itu dibangun, kami pengusaha lokal, hanya menonton saja. Langkah kongkretnya, untuk tambahan 80 kilometer tol baru, kami ingin pengusaha lokal dilibatkan dalam proyek itu, Pak Presiden," kata Reza di Novotel Tangerang, Rabu (07/03/2018).


Keluhan serupa juga diutarakan Ketua Hipmi Papua Barat Adriana Imelda. Menurut Adriana, pembangunan ekonomi di Papua dan Papua Barat yang tak merata salah satunya diakibatkan kurangnya pelibatan pengusaha lokal untuk proyek yang dibangun di daerahnya.


Menanggapi keluhan tersebut, Jokowi menjanjikan akan segera membicarakan dengan para menterinya. Selain itu, Jokowi juga mengundang Reza dan Adriana agar datang ke istana untuk membicarakan keinginan mereka. Jokowi mengakui, pembangunan jalan jalan tol Transsumatra dan Transpapua memang belum banyak melibatkan pengusaha-pengusaha lokal. Menurut Jokowi, masih ada ruang-ruang dalam proyek yang bisa dikerjakan pengusaha di daerah.


Editor: Rony Sitanggang

  • proyek infrastruktur
  • Presiden Jokowi
  • Hipmi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!