BERITA

Ini 22 Pasangan Calon Kepala Daerah Nonmuslim yang Diusung Partai Islam

Ini 22 Pasangan Calon Kepala Daerah Nonmuslim yang Diusung Partai Islam

KBR, Jakarta - Pergelaran pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017 kerap diwarnai isu dan kampanye ajakan memilih kepala daerah yang seagama, terutama bagi umat Islam di Indonesia.

Kampanye dengan sentimen agama ini mendominasi isu pemberitaan dan percakapan di media sosial di tanah air, khususnya di DKI Jakarta. Berbagai ceramah dan khutbah keagamaan, hingga obrolan di Twitter, ramai dengan ajakan agar umat Islam memilih calon kepala daerah muslim. Kampanye ini mewarnai pertarungan tiga calon kepala daerah DKI Jakarta, dimana salah satunya nonmuslim.


Dari 101 daerah yang menggelar pilkada tahun ini, ternyata sedikitnya ada 22 pasangan calon kepala daerah nonmuslim yang justru diusung partai Islam, baik sendiri maupun berkoalisi dengan partai lain. Calon nonmuslim itu menempati baik posisi kepala daerah maupun wakilnya, atau kedua-duanya.


Bahkan, dari 22 calon itu, beberapa diantaranya hampir bisa dipastikan menang berdasarkan data Form C1 (perhitungan hasil TPS) yang ditampilkan di situs resmi KPU di alamat pilkada2017.kpu.go.id/hasil .


Partai Islam yang dimaksud adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Bulan Bintang (PBB). Jika dihitung dengan calon yang diusung oleh partai yang kentang dengan keislaman seperti Partai Amanat Nasional (PAN) atau Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), jumlahnya lebih banyak lagi.


Berikut 22 pasangan calon nonmuslim yang diusung Partai Islam.


1. Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara

PKS berkoalisi dengan PDI Perjuangan, PAN, Nasdem dan PKB mengusung pasangan Hj Yasti Soepredjo Mokoagow dan Yanny Ronny Tuuk yang merupakan kombinasi pasangan muslimah-Kristen.


Pasangan ini hampir pasti memenangkan pilkada di Kabupaten Bolaang Mongondow dengan perolehan 64,88 persen. Calon yang diusung koalisi partai Islam-Nasionalis ini mengalahkan pasangan yang diusung koalisi Demokrat-Gerindra-Golkar yang hanya memperoleh 35,12 persen suara.


Berdasarkan data Form C1 yang sudah 100 persen, partisipasi pemilih terlihat mencapai 81 persen dari total 171.213 pemilih di kabupaten ini.


2. Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur

PPP turut dalam barisan koalisi partai pendukung pasangan Jefirstson Riwu Kore-Hermanus Man dalam pemilihan wali kota Kupang 2017. Jefirstson merupakan politisi Partai Demokrat beragama Kristen, sedangkan Hermanus Man yang beragama Katolik menjabat wakil wali kota periode sebelumnya, 2012-2017.


Pasangan ini didukung koalisi Demokrat, PAN, PPP dan Gerindra. Berdasarkan data sementara Form C1 di situs KPU yang sudah masuk 100 persen, pasangan Jefirstson-Hermanus hampir bisa dipastikan memenangi pilkada tahun ini, dengan perolehan 52,86 persen suara.


Pasangan itu mengalahkan petahana, Jonas Salean-Nikolaus Fransiskus, wali kota petahana yang diusung PDIP, Nasdem, Hanura, PKPI, Golkar dan PKB.


TIngkat partisipasi pemilih di Kota Kupang mencapai 70,1 persen dari total 238.711 pemilih.


3. Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku

Pasangan Petrus Fatlolon-Agustinus Utuwaly untuk sementara memimpin perolehan suara pada pemilihan pemilihan bupati Maluku Tenggara Barat 2017.


Berdasarkan data penghitungan tingkat TPS (Form C1) yang sudah terdata 100 persen, pasangan Petrus-Agustinus yang menempati nomor urut 1 memperoleh dukungan suara sementara 39,99 persen mengungguli dua pasangan lain. Pesaingnya, pasangan nomor 2 dan 3 memperoleh dukungan 24,42 persen serta 35,59 persen. Partisipasi pemilih di Maluku Tenggara Barat mencapai 73,6 persen dari total 71.145 orang pemilih.


Petrus Fatlolon yang memimpin DPRD Kota Sorong periode 2014-2019 itu maju dalam pemilihan bupati Maluku Tenggara Barat dengan dukungan dari PKS, Nasdem, Demokrat, Gerindra, Hanura, PKB dan PKPI.


Meski berlatar belakang Katolik, Petrus selama ini akrab dengan kehidupan keagamaan Islam. Ia bahkan berkuliah S1 di Universitas Al-Amin Sorong pada 2006, dan sempat mengajar di Universitas Muhammadiyah Sorong pada 2013.


4. Kota Ambon, Maluku

Koalisi partai PPP, Golkar dan Nasdem mengusung pasangan Richard Louhenapessy-Syarif Hadler dalam pemilihan wali kota Ambon 2017.


Richard merupakan wali kota Ambon periode 2011-2016, dan maju untuk periode kedua menggandeng pengurus DPW PPP Syarif Hadler pada pemilihan kali ini.


Pasangan toleransi Kristen-Islam ini ternyata hampir bisa dipastikan memenangkan pilkada kali ini dengan memperoleh dukungan 54,65 persen suara.


Sementara itu, pasangan toleransi lainnya, Paulus Kastanya-Muhamad Aryn S Latuconsina yang diusung koalisi PKS, PBB, Demokrat, PDIP, Gerindra, Hanura, PKB dan PAN hanya mendapat 45,35 persen.


Berdasarkan data di situs KPU yang sudah mencakup 100 persen, partisipasi pemilih sebanyak 65,1 persen dari total 240.499 pemilih.


5. Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah

Di wilayah ini PPP mendukung pasangan H. Irianto Malingong-Hesmon Firatoni VL Pandili untuk pemilihan bupati. Pasangan kombinasi Islam-Protestan ini selain didukung PPP juga diusung partai lain yaitu Golkar, PAN dan Nasdem.


Namun, dari penghitungan tingkat TPS yang sudah mencapai 100 persen, pasangan Irianto-Hesmon hanya memperoleh 32,88 persen suara. Irianto-Hesmon hanya menempati urutan kedua dalam perolehan suara terbanyak di bawah pasangan Zainal Mus-Rais Adam. Pasangan Zainal-Rais yang diusung PKS, Demokrat, PBB dan Hanura mengumpulkan 39,34 persen suara dari total 80.145 pemilih. Tingat partisipasi pemilih di Pilkada Banggai Kepulauan mencapai 85,3 persen.


6. Kabupaten Lembata, NTT

Di kabupaten ini, PKS dan Gerindra mengusung pasangan nonmuslim Herman Yosef Loli Wutun-Yohanes Viany K Burin.


Namun pasangan nomor urut 1 itu harus rela berada di urutan kedua peraih suara terbanyak, karena pasangan nomor 5 Eliaser Yentji Sunur-Thomas Ola meraih suara terbanyak dengan 38,31 persen.


Dengan data masuk sudah 100 persen, pasangan Eliaser-Thomas yang diusung Hanura, Nasdem dan Golkar ini hampir bisa dipastikan menjadi kepala daerah di Lembata untuk periode lima tahun ke depan.


7. Kabupaten Flores Timur, NTT

PPP dan Partai Golkar mengusung pasangan Yoseph Lagadoni Herin-Marius Payong Paty yang keduanya beragama Katolik. Yoseph yang saat ini menjabat Bupati Flores Timur berniat untuk melanjutkan kepemimpinan di periode kedua lewat Pilkada 2017.


Pasangan ini harus bersaing melawan lima pasangan calon lain di pemilihan bupati Flores Timur. Namun, perolehan suara pasangan Yoseph-Marius tercecer di urutan empat.


Mereka harus mengakui keunggulan pasangan nomor 6, Antonius Hubertus Gege-Agustinus Payong Boli. Antonius-Agustinus yang diusung PDIP, Gerindradan PAN ini memperoleh suara terbanyak 27,06 persen.


8. Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku

Di kabupaten ini, PKS dan PDIP mengusung pasangan Samson Richargo Atapary dan Mohamad Suhfi Majid. Pasangan berlatar belakang Protestan dan Muslim ini beradu dengan tiga pasangan calon lainnya.


Berdasarkan data di KPU yang mencapai 88,19 persen, pasangan Samson-Suhfi yang diusung PKS ini baru memperoleh 28,0 persen.


Suara mereka tertinggal di urutan kedua, kalah banyak dari pasangan toleransi yang diusung Hanura dan Nasdem, yaitu pasangan Moh Yasin Payapo-Timotius Akerina. Pasangan Yasin-Timotius sementara memimpin dengan perolehan 38,00 persen suara.


Partisipasi pemilih mencapai 75,3 persen dari total pemilih sebanyak 131.443 orang.


9. Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara

Dua partai Islam yaitu PKS dan PPP bersama-sama PAN mengusung pasangan calon yang sama, yaitu Ali Sangaji dan Pdt Yulce Makasarat untuk pemilihan bupati Pulau Morotai di Maluku Utara.


Pasangan Ali-Pendeta Yulce memperoleh cukup banyak suara, 34,49 persen. Namun suara mereka masih belum mencukupi untuk memenangkan pemilihan bupati di wilayah itu, karena kalah besar dari pasangan Benny Laos-Asrun Padoma.


Pasangan Benny-Asrun yang diusung koalisi PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, PKB dan Nasdem unggul dengan perolehan 49,74 persen suara.


Dari data yang sudah mencapai 100 persen, jumlah partisipasi pemilih di Pulau Morotai mencapai 78,9 persen dari total 48.869 pemilih. Tingkat partisipasi itu melampaui target KPU pusat sebesar 77,5 persen.


Selain di wilayah itu, partai-partai Islam juga mengusung pasangan nonmuslim di 10 kabupaten kota di Papua. Namun, hingga Sabtu (18/2/2017) dinihari belum ada rekaman data penghitungan TPS (Form C1) yang terekam di situs resmi KPU.

10. Kabupaten Mappi, Papua

Di Kabupaten Mappi, PKS mengusung pasangan muslim-nonmuslim, yaitu Stefanus Kaisma-Mustafa Salam, bersama dengan Partai Golkar. Sedangkan, Partai Bulan Bintang PBB, Gerindra dan PAN mengusung Edoardus Anoyeng-Andi Amar.


Partai lainnya, PPP mengusung Yohanes Agawemu-Jaya Ibnu Suud bersama dengan PKB, Hanura dan PDIP.


Belum ada hasil sementara dari penghitungan suara dari Kabupaten Mappi di situs KPU.


11. Kabupaten Lanny Jaya, Papua

Dua partai Islam yaitu PKS dan PPP mendukung pasangan Befa Yigibalom-Yemis Kogoya dalam koalisi partai bersama-sama partai Demokrat, PDIP, Nasdem, Hanura dan PKPI.


Belum ada hasil sementara dari penghitungan suara dari Kabupaten Lanny Jaya di situs KPU.


12. Kabupaten Yapen, Papua

Dua partai Islam, yaitu PPP dan PBB mengusung pasangan Benyamin Arisoy-Nathan Bonay dalam pilkada 2017 di Kabupaten Yapen. Pasangan ini bersaing memperebutkan suara dengan empat pasangan calon lain.


Belum ada hasil sementara dari penghitungan suara dari Kabupaten Yapen di situs KPU.


13. Kabupaten Nduga, Papua

PKS bersama Golkar, Demokrat, PAN dan PKPI mengusung pasangan calon Yairus Gwijangge-Wentius Nimiangge dalam Pilkada 2017.

Pasangan ini menghadapi dua pasangan calon lain, termasuk menghadapi pasangan Daniel Lokbere-Las Nirigi yang diusung PBB, Gerindra dan PKB.

Belum ada hasil sementara dari penghitungan suara dari Kabupaten Nduga di situs KPU.


14. Kabupaten Sarmi, Papua

Dua partai Islam, yaitu PPP dan PBB mengusung pasangan calon yang berbeda yang juga berlatar belakang nonmuslim.


PPP bersama Demokrat dan Nasdem mengusung calon bupati Demianus Kyeuw dengan wakilnya Kyeuw. Sedangkan PBB turut mendukung pasangan nonmuslim dari PDIP dan Hanura, yaitu Albertus Suripno-Adrian Roi Senis.


Berdasarkan penghitungan tingkat TPS (Form C1) yang terekam di situs resmi KPU, pasangan Demianus-Kyeuw yang diusung PPP memperoleh 15,86 persen suara. Sedangkan pasangan Albertus-Adrian memperoleh 28,76 persen. Namun perolehan suara terbanyak sementara dipegang pasangan Eduard Fonataba-Yosina Insyaf dengan perolehan 32,10 persen. Hasil itu masih sementara karena data penghitungan yang masuk baru 18,27 persen. 


15. Kabupaten Tolikara, Papua

Di wilayah ini PKS bersama PAN mengusung pasangan calon Amos Yikwa-Robeka Enembe. Sedangkan partai Islam lain, yaitu PPP mengusung calon John Tabo-Barnabas Weya bersama-sama dengan PDIP, Golkar dan Hanura.


Belum ada hasil sementara dari penghitungan suara dari Kabupaten Tolikara di situs KPU.


16. Kabupaten Puncak Jaya, Papua

Dua partai Islam yaitu PKS dan PPP mengusung calon berbeda. PKS berada dalam barisan koalisi pendukung pasangan Yuni Wonda-Deinas Geley bersama PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, Gerindra dan PAN.


Sedangkan, PPP dan PBB berada dalam koalisi pendukung pasangan Yustus Wonda-Kirenius Telenggen bersama sejumlah partai lain seperti PKB dan PKPI.


Belum ada hasil sementara dari penghitungan suara dari Kabupaten Puncak Jaya di situs KPU.


17. Kabupaten Jayapura, Papua

Partai Keadilan Sejahtera mendukung pasangan Protestan-Islam, yaitu Jansen Monim yang berpasangan dengan Abdul Rahman Sulaiman. Pasangan ini juga didukung Golkar dan PDIP.


Jansen-Sulaiman bersaing melawan empat pasangan calon lain, termasuk dua pasangan calon perseorangan.


Berdasarkan penghitungan Form C1 (hasil hitung TPS) yang terekam di situs KPU, pasangan Jansen-Sulaiman berada di urutan ketiga dalam perolehan suara terbanyak, yaitu 15,63 persen. Mereka kalah dari pasangan nomor 2, Mathius Awoitauw-Giri Wijayantoro yang memperoleh dukungan 56,47 persen suara. Namun perolehan suara masih sementara, karena data yang terekam di KPU baru mencapai 20,11 persen.


18. Kabupaten Intan Jaya, Papua

Dua partai Islam, yaitu PKS dan PPP juga mengusung pasangan berbeda berlatar belakang non-Islam. PKS masuk koalisi partai pendukung pasangan Bartolomius Mirip-Deny Miagoni, bersama Golkar dan PKPI.


Sedangkan PPP masuk koalisi bersama Demokrat, Hanura dan PAN, mengusung pasangan Natalis Tabuni-Yann Robert Kobogoyauw.


Belum ada hasil sementara dari penghitungan suara dari Kabupaten Intan Jaya di situs KPU.


19. Kabupaten Dogiyai, Papua

Pilkada di kabupaten ini diikuti enam pasangan calon, dimana PKS sendirian mengusung pasangan nonmuslim Anthon Iyowauw-Yanuarius Tigi.


PPP bersama Demokrat dan PKPI mengusung pasangan Apedius Mote-Frenny Anou. Sedangkan PBB masuk koalisi pengusung Herman Auwe-Stefanus Wakey, bersama Golkar, Hanura dan PKPI.


Belum ada hasil sementara dari penghitungan suara dari wilayah ini situs KPU.


20. Pemilihan Gubernur Provinsi Papua Barat

Dua partai Islam, yaitu PKS dan PPP sama-sama mengusung satu pasangan calon Islam dan non-Islam, yaitu Irene Manibuy-Abdullah Manaray. Pasangan ini didukung PKS, PPP, PKB dan Hanura.


Hingga Sabtu (18/2/2017) dinihari, data yang masuk dan ditampilkan di situs resmi KPU sudah mencapai 79,66 persen.


Untuk sementara pasangan nomor urut 2, Irene-Abdullah memperoleh 15,58 persen suara atau di nomor buncit dari tiga peserta.


Untuk Papua Barat, perolehan suara sementara dipimpin pasangan Dominggus Mandacan-Mohamad Lakotani yang diusung PDIP, PAN dan Nasdem, dengan 54,3 persen suara.


21. Kabupaten Maybrat, Papua Barat

PKS masuk barisan koalisi bersama PDIP, Golkar dan Nasdem yang mengusung pasangan Bernard Sagrim-Paskalis Kocu.


Data masuk penghitungan suara tingkat TPS (Form C1) yang terekam di situs KPU mencapai 22,31 persen. Dari data itu, pasangan Bernard-Paskalis unggul dengan 58,02 persen suara.

22. Kabupaten Tambrauw, Papua Barat

Di daerah ini Pilkada 2017 hanya diikuti calon tunggal, yaitu pasangan Gabriel Asem-Mesak Metusala Yekwam. Pasangan ini diusung delapan partai yaitu PKS, PDIP, Nasdem, Golkar, Demokrat, Gerindra, PKB dan Hanura.


Dengan data penghitungan Form C1 yang masuk sebanyak 32,26 persen, pasangan Gabriel-Mesak unggul dengan perolehan 58,02 persen suara. Sedangkan kotak kosong atau yang tidak setuju memilih Gabriel-Mesak, sebanyak 41,98 persen suara. Tingkat partisipasi pemilih sementara ini sebesar 96,9 persen dari 5.957 pemilih.

 

  • pilkada 2017
  • #Pilkada2017
  • #pilkada101
  • #PilkadaSerentak
  • nonmuslim
  • pemimpin nonmuslim
  • sentimen agama

Komentar (26)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • jimmy7 years ago

    Wow banyak juga ya... #heran :D

  • i made parsa7 years ago

    HALLO....MUI.... Kenapa gak ada KOMENTARNYA tentang hal ini....? Katanya HARAM bagi MUSLIM untuk MEMILIH CALON NON MUSLIM......! LALUUUUU..... JIKA PARTAI ISLAM MENCALONKAN NON MUSLIM,..... HARAM GAAAK...? BUKANKAH ITU SAMA SAJA DENGAN MENYURUH MUSLIM MEMILIHNYA....??? SIAPA SEBENARNYA YANG MEMPERMAINKAN AGAMA...? HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAAAAAA...............!!!

  • Hamba Alloh7 years ago

    Di daerah tersebut tidak ada paslon muslim yang 100 persen (calon dan wakilnya muslim), apabila tidak ada calon muslim maka di dalam islam pilihlah yang paling sedikit mudharat/keburukannya, jadi ga masalah, kecuali di daerah tersebut ada paslon yang muslim calon maupun wakilnya, maka wajib untuk muslim memilih paslon muslim tersebut,,

  • kora7 years ago

    @Hamba Alloh: SERAM, bagian barat Maluku: PKS dan PDIP mengusung pasangan Samson Richargo Atapary (protestan) dan Mohamad Suhfi Majid (Islam). Partai Hanura dan Nasdem, yaitu pasangan Moh Yasin Payapo (Islam) -Timotius Akerina.

  • Gandhi Waluyan7 years ago

    Halllo, sadar ga di ambon itu mayoritas nya non muslim, ga mungkin partai islam bisa mencalonkan muslim, jumlah kursinya ga cukup.... ini yg nulis pura2 goblok atau asli gagal pinter?

  • Fathony 7 years ago

    YAKIN DIANTARA MEREKA TIDAK ADA YANG MENISTA AGAMA (ISLAM).. MAKANYA GAK JADI MASALAH.. LAIN HALNYA DENGAN YANG DI JAKARTA.. ASLI MULUT SAMPAH.. PEMECAH KERUKUNAN.. #hukumberatpenistaagama

  • Syam7 years ago

    @Gandhi Waluyan : FYI dii Ambon penduduk Muslim dan Nasrani nyaris berimbang 50 : 50, bahkan Nasrani sendiri terbagi antara mayoritas Protestan, dan sebagian kecil Katolik. Gak baik lho anggap orang bodoh, apalagi tanpa data dan pengetahuan. Saran saya sering2 piknik mas, biar wawasannya berkembang.

  • hasyim7 years ago

    Klo DKI kan spesial... Daerah Khusus Ibukota, jadi yg namanya spesial bumbunya harus mantap biar rasa mantap. Ada 2 tafsir dalam ayat 51, tinggal pilih aja... Klo DKI pke tafsir yg itu klo daerah lain pke tafsir yg ini, klo politik dinamis tapi kok disangkut2in sama 51 ya klo jakarta....

  • Novia7 years ago

    Kalau dilihat dari wilayahnya, rata-rata itu daerah dengan mayoritas non Muslim, jadi wajar kalau yg diangkat adalah tokoh non Muslim. Dimana-mana aturannya ya begitu seharusnya, yg jadi pemimpin dari golongan yang mayoritas. Gak ada yang aneh kok sebenernya dari 22 calon kepala daerah tsb, wajar banget.

  • Ferdi7 years ago

    Menurut sy pilihlah calon yg layak dan pantas,jangan melihat berdasarkan agama,kalau urusan di DKI karna udah susah korupsi aja jadi pada teriak2 dan milih calon baru supaya kebudayaan korupsi bisa berkibar kembali,diajak ikat pinggang demi bangsa susah banget,karna udah keenakan makan uang haram

  • YANI7 years ago

    DI BOLAANG MONGONDOW PENDUDUK 70 & MUSLIM , PARTAI ISLAM BISA MENGUSULKAN 2 PASLON 100 % MUSLIM TAPI MEMILIH PASLON KOMBINASI, TAPI TAKUT KALAH JADI MENGABAIKAN FATWA= MENANG TANPA FATWA LEBIH BAIK DARI MENGIKUTI FATWA DAN KALAH

  • Erick Papua7 years ago

    Wahh,, surat Almaidah 51 & penetapan jangan usung dan pilih "kafir" hanya berlaku di Jakarta dan khusus untuk Pak Ahok ya.. Pengurus partai Islam gak konsisten dong. Kasihan sekali....

  • dheny7 years ago

    untuk wilayah indonesia bagian timur setelah bali dan sulawsi memang kebanyakan non musilim, tapi calon2 kepala daerah atau wakil nya yang muslim nasibnay bagaimana ? tetap dihormati bukan ? selalu ambil sisi positifnay ajah, untuk indonesia bagian barat meamng isu SARA teta jadi yang paling laris jadi konsumsi media

  • wahyu7 years ago

    Bersikap dewasa untuk kmslahatan dan untuk kmjuan bangsa nampaknya lbih bijak ktimbamba seteru antar etnis dalam hal pemipin......,

  • okok7 years ago

    katanya kalo mayoritas penduduknya nonmuslim ga aneh, wajar. terus almaidah51 itu ayat utk jakarta apa untuk seluruh indonesia apa utk seluruh dunia?padahal partai islam didaerah tsb punya KEKUATAN utk mengusung calon muslim-muslim. kenapa malah milih nonmuslim?

  • Akhtar7 years ago

    Jakarta itu lahan basah, panggung buat parpol, kita ga usah ikut koar2.. pilih aja yg mnurut kita baik.

  • Fachrezi7 years ago

    Partai yang bisa mengusung calon kepala daerah adalah partai yang punya suara besar. Andai benar bahwa muslim di daerah itu sebegitu minoritas dibanding non muslim, kenapa bisa raih suara besar?

  • Vicky7 years ago

    Ga pentinglah dia mau muslim ato non muslim.. janganlah agama d gunakan untuk kepentingan politik(sama saja kepentingan pribadi). Agama tidak sama dengan politik... agama menyuruh kita taat pada Allah.. nah kalo politik suruh kita milih manusia n harus nurut sama undang2 yg nanti di buat oleh yg menang.. maka dari pd itu kalo politik jng lihat agamanya. Tp lihat orngnya yg berani bekerja untuk rakyat n tdk takut sama petinggi2 nya yg salah... jd tolonglah jng lagi sangkut pautkan agama = politik.. ini INDONESIA BROOOO.... NEGARA YG PALING BERANEKA RAGAM D BANDING NEGARA2 LAINYA.. HARUSNYA PATUT BANGGA KITA TINGGAL D INDONESIA YG KAYA KEANEKARAGAMANYA. TY .. mohon maaf kl ada salah2. DEMI INDONESIA BERSATU

  • James7 years ago

    WOOIIIII....KATANYA DILARANG MEMILIH PEMIMPIN NON MUSLIM HAHAHAHAHA.... MEREKALAH YG TERMASUK MUSLIM KTP/MUSLIM ABAL2/PERUSAK AGAMA ISLAM YG MENGATAKAN BHW DILARANG MEMILIH PEMIMPIN NON MUSLIM....HAHAHA

  • Fastabiqul Khoirot7 years ago

    Bedakan antara Partai & Agama. Partai ya Partai, agama ya Agama. jangan sampai karena ambisi pengurus partai, aturan agama dikesampingkan. Islam mengatur kehidupan pemeluknya 24 jam sehari, 7 hari seminggu, jadi semua pedoman dalam menjalani kehidupan sudah diatur dalam Islam. termasuk dalam memilih pemimpin, salah satunya dalam Al Maidah Ayat 51. Jika hidup tidak berdasarkan agama, kalau mati bekal kita apa ? jika dalam hidup tidak membela isi Al Qur'an, pantaskah kita berharap ditolong oleh Al Qur'an ? jika dalam hidup tidak membela Rasullullah SAW, & penerus ajarannya, pantaskah kita berharap safaatnya ? Hidup di dunia hanya sebentar, jangan sampai di akhirat kita menyesali selamanya... #sekedar mengingatkan sesama muslim yang saya anggap sebagai saudara...

  • Chandra7 years ago

    Ternyata Al-Maidah 51 nya PKS cuma berlaku di DKI Jakarta doang...PKS oh PKS gak konsisten sama ucapan...

  • yobel pang7 years ago

    Indahnya kebersamaan

  • sumakin7 years ago

    https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/t2/kalimantan_barat/kota_singkawang

  • jkw7 years ago

    logika terbalik ni ahoker...bener2 sinting otak lo pada...lo liat tuh ahok nangis di pengadilan..abis itu koar2 kita akan menang satu putaran,udah gitu koar2 mau mempermalukan lawan politiknya...lagian ngotot bngt pengen jadi gubernur tuh orang,sampai mo diperiksa aja ngadu dulu ke istana.lo liat hasilnya si ahok congkak dan pendukung sintingnya kalah total...dah kalah dipenjara pula..masih nga bisa ngambil pelajaran lo ahoker sinting???

  • Siregar6 years ago

    KHABAR DARI TIMUR 1. Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow memeluk agama Islam (61%), Kristen (33%), Katolik (1%) dan Hindu (5%) 2. Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Di sini Islam 3.64%, Kristen 85.28 %, Katholik 10.98 % dan Budha 0.10 %. 3. Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku. Mayoritas penduduk beragama Katolik Roma (92%), disusul Protestan (5,5%), Islam (2%), Lainnya (0,5%) 4. Kota Ambon, Maluku. Komposisi penduduk menurut agama Islam 50.61%, Kristen Protestan 41.40%, Katolik 6.76%, Hindu 0,37%, Buddha 0,02%, Khong Hu Chu 0.01%. 5. Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Komposisi penduduk menurut agama Islam 59.45%, Protestan 35.96%, Katolik 4.56%, Hindu 0.02% dan Buddha 0.01%. 6. Kabupaten Lembata, NTT. Komposisi penduduk menurut agama (2015) ialah Islam 38 758, Protestan 1.937, Katholik 94.071, Hindu 74. 7. Kabupaten Flores Timur, NTT. Penduduk beragama Islam 60.146 jiwa, Kristen Protestan 2.592 jiwa, Katolik 217.944 jiwa, Hindu 163 jiwa, Budha 14 jiwa dan Konghucu hanya tiga jiwa. 8. Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Penduduk menurut agama terdiri dari Protestan (81%), Katolik Roma (9%), Islam (8%), Lainnya (2%). 9. Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. Penduduk menurut agama terbagi dalam disstribusi: Islam 52.43%, Kristen 47.20%, Katolik 0.37%. 10. Kabupaten Mappi, Papua. Menurut Sensus Penduduk 2010 Mappi yang berpenduduk 81 658 jiwa itu terdiri dari afiliasi kegamaan muslim 6 220, Protestan 16 636, Katholik 58 477, Hindu 35, Budha, 16, Konghuchu 11 dan tidak ditanyakan 263. 11. Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Dari 148 522 penduduk Lanny Jaya, 127 adalah muslim, 148 282 Protestan, 113 Katholik. 12. Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua. Pendudukn menurut agama ialah Islam 12.160, Protestan 69.149 Katholik 647, Hindu 27, Budha 8. 13. Kabupaten Nduga, Papua. Dalam data BPS hasil sensus penduduk 2010 seluruh penduduk beragama Protestan (79 053 jiwa). 14. Kabupaten Sarmi, Papua. Kabupaten yang berpenduduk 32.000 lebih ini Islam 7.507 jiwa, Protestan 24 529, Katholik 521, Hindu 18. 15. Kabupaten Tolikara, Papua. Total penduduk 114 427 terdiri dari Islam 475, Protestan 113.763, Katholik 78, dan lainnya 111. 16. Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Di sini muslim hanya 1.052, Protestan 99.873, Katholik 214, dan lain-lain 120. Total penduduk 101.148 jiwa. 17. Kabupaten Jayapura, Papua. Dari total 111.943 penduduk tercatat Islam 29.188, Protestan 76.610, Katholik 4.675, Hindu 330, Budha 116, Konghuchu 9. 18. Kabupaten Intan Jaya, Papua. Total penduduk 40.490 terbagi Islam 61 jiwa, Protestan 26.956, Katholik 13 473 Jiwa. 19. Kabupaten Dogiyai, Papua. Dogiyai berpenduduk muslim 642 jiwa, Protestan 32.026 dan Katholik 51.550 Jiwa. 20. Provinsi Papua Barat. Papua Barat beroenduduk muslim 292.026 jiwa, Protestan 408.841, Katholik 53.463 jiwa, Hindu 859 jiwa, Budha 601, dan lain-lain. Total penduduk berjumlah 760.422. 21. Kabupaten Maybrat, Papua Barat. Di Maybrat yang berpenduduk 33.081 jiwa ini Islam hanya berjumlah 224 jiwa. Sedangkan Protestan 26.504 jiwa dan Katholik 6.262 jiwa. 22. Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Dari 6144 penduduk muslim hanya 201 jiwa, Protestan 4.866 jiwa dan Katholik 1.024 jiwa. Jadi, ini menggambarkan hal yang berbeda di tempat tertentu dimana minoritas memaksakan diri menjadi pemimpin daerah.

  • barsom6 years ago

    Agama dengan politik bedah tidak boleh samakan agama karena calon anggota DPRD atau calon bupati itu, semua tergantun DPC tingkat daerah karna semua itu dari orang. partai hidup atau mati tergantun di daerah. dan pilkada 2018 itu pks punya fraksi sendiri bisa mencalongan diri karena semua kepentingan partai politik. Pencalonan bupati itu pun semua terkantun orang juga karna semuanya pengaru politik dan pengaru di masyarakat.