BERITA

Kuasa Hukum Ahok: Bukti Percakapan SBY-Ma'ruf Akan Dibuka di Persidangan

Kuasa Hukum Ahok: Bukti Percakapan SBY-Ma'ruf Akan Dibuka di Persidangan


KBR, Jakarta- Kuasa hukum Basuki Tjahaja Purnama, Humphrey Djemat mengaku memiliki bukti percakapan antara bekas presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia, Ma'ruf Amin. Pertemuan itu kata dia, dilakukan di kantor PBNU.

Kata dia, dalam pertemuan itu, SBY meminta dua hal. Yang pertama,  agar para tokoh di PBNU menerima putranya, Agus Harimurti, yang akan maju sebagai calon Gubernur DKI. Yang kedua, SBY juga meminta agar Ma'ruf Amin mengeluarkan fatwa terkait penistaan agama, yang akhirnya menyeret Ahok menjadi terdakwa.

Meski begitu, ia menolak untuk merinci bukti apa yang dimilikinya. Ia beralasan, untuk menghindari munculnya polemik di masyarakat, ia memilih untuk membuka bukti tersebut dalam sidang lanjutan kasus penodaan agama, selanjutnya.


"Kami ingin semuanya masuk ke persidangan. Baik itu dari pertanyaannya, baik dari apa yang kita ketahui mengenai apa yang barusan ditanyakan. Ini yang tidak akan saya buka saat ini. Kalau saya buka sekarang, berarti saya mendahului proses di persidangan. Jadi saya akan sampaikan itu dipersidangan." Ujar Humphrey Djemat, Rabu (01/02).


Pada sidang yang berlangsung kemarin, Humprey menyatakan bekas Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono telah menelepon  sebelum Ma'ruf bertemu dengan pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Pertemuan antara Ma'ruf dengan Agus-Sylvi terjadi pada 7 Oktober 2016 di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.


Pernyataan tim kuasa hukum Ahok ini kemudian dibantah Ma'ruf. Dia membantah bila dianggap memberikan dukungan kepada Agus. Kata Ma'ruf   pendapat dan sikap keagamaan yang dikeluarkan tak terkait dengan pertemuan dengan Agus-Sylvi.


Editor: Rony Sitanggang


  • Gubernur Basuki Tjahaja Purnama

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!