BERITA

Khawatir Bencana, BPBD Cilacap Minta Warga Keringkan Kolam Penampungan Air

""Selama nyawa air itu masih berada di atas, ya akan terus (terjadi longsoran). Di sana, ada sumur juga, hampir sama itu. Maka nanti akan muncul likuifaksi yaitu air yang keluar dari sela retakan.""

Muhamad Ridlo Susanto

Khawatir Bencana, BPBD Cilacap Minta Warga Keringkan Kolam Penampungan Air
Warga berdiri di depan sebuah rumah yang hancur di Jatiluhur Desa Padangjaya Kecamatan Majenang Cilacap Jawa Tengah akibat pergeseran tanah. (Foto: Muh Ridho/KBR)


KBR, Cilacap – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah meminta warga di zona bencana pergerakan tanah untuk mengosongkan atau mengeringkan kolam penampungan air di zona retakan tanah. Tujuannya untuk memperlambat pergerakan tanah yang masih terus berlangsung hingga kini.

Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Cilacap, Gatot Arif Widodo mengatakan kolam atau tampungan air berpotensi mempercepat proses pergerakan tanah. Imbauan itu, berlaku di dalam kasus pergerakan tanah Jatiluhur, Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang maupun di Sindanghayu, Desa Bantarmangu, Kecamatan Cimanggu.


Meski cenderung bertipe pergerakan tanah yang berbeda, namun di dua wilayah bencana itu, banyak warga yang memiliki kolam di pekarangan.


Gatot menjelaskan, tipe pergerakan tanah di Jatiluhur dan Sindanghayu adalah tipe rayapan. Gerakan tanah tipe rayapan (creep soil) ini, kata Gatot, berlangsung lambat namun memiliki daya rusak luar biasa. Namun, khusus untuk pergerakan tanah di Jatiluhur bersifat rayapan yang berpotensi transaksional atau jatuhan (longsor cepat).


Di Jatiluhur hari ini ini tercatat sebanyak 102 warga yang mengungsi. Sementara di Sindanghayu terdapat 19 jiwa yang mengungsi.


"Kita sudah bertemu masyarakat dan mengimbau untuk mengosongkan atau mengeringkan kolam yang berada di atas. Kita sudah memberikan saran teknis yang terbaik. Karena selama nyawa (sumber) air itu masih berada di atas, ya akan terus (terjadi longsoran). Di sana, ada sumur juga, hampir sama itu. Maka nanti akan muncul likuifaksi yaitu air yang keluar dari sela retakan," jelas Manajer Pusdalops BPBD Cilacap, Gatot Arif Widodo, Rabu (01/02/2017).


Likuifaksi merupakan perilaku tanah yang berubah seperti air atau cairan akibat tekanan yang berulang-ulang. Dalam kondisi ini kekuatan dan daya dukung tanah menurun cepat, atau jenuh.

Gatot menambahkan selain pengeringan kolam, BPBD juga meminta warga memperbaiki drainase. Drainase yang dimaksud adalah saluran air kedap air yang terbuat dari beton atau paralon. Dengan begitu, air tak meresap ke dalam tanah dan kembali memicu pergerakan tanah.


Mengenai relokasi atau pemindahan warga, BPBD masih akan meminta masukan dan rekomendasi dari tim ahli geologi. Ahli geologi nanti akan didatangkan untuk survei lokasi. Rekomendasi tim geologi nanti yang akan dipakai untuk menjadi dasar pertimbangan BPBD, untuk relokasi warga atau tidak.


Gatot meminta masyarakat di Cilacap turut membantu para pengungsi. Mulai dari upaya penanganan kebencanaan hingga bantuan logistik. Diperkirakan posko pengungsian masih akan terus aktif selama musim hujan.


Editor: Agus Luqman 

  • Cilacap
  • Jawa Tengah
  • bencana
  • longsor
  • BPBD
  • pergeseran tanah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!