BERITA

Dualisme, Dirut dan Wadirut Pertamina Dicopot

""Manajemen harus solid dan untuk mencapai masalah tersebut maka kami melihat bahwa internal yang ada harus kita pindahkan sehingga ada penyegaran," "

Dualisme, Dirut dan Wadirut Pertamina   Dicopot
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tanri Abeng (kiri) memberikan ucapan selamat kepada Plt Dirut Pertamina Yenni Andayani (kanan) usai memberikan keterangan pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Juma


KBR, Jakarta- Rapat Umum Pemegang Saham PT Pertamina  memutuskan mencopot Direktur Utama Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Ahmad Bambang. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi & Jasa lain Kementerian BUMN, Gatot Trihargo mengatakan alasan pencopotan kedua pucuk pimpinan BUMN terbesar di Indonesia itu adalah semata-mata untuk melakukan penyegaran.

Kata dia, hal itu perlu dilakukan mengingat tantangan Pertamina kedepan akan lebih besar lagi.

"Mulai hari ini beliau diberhentikan sesuai dengan SK Menteri BUMN. Salah satu hal yang dicermati oleh Ibu Menteri dan dewan komisaris adalah masalah leadership yang ada di Pertamina sebagaimana yang rekan-rekan ketahui bahwa Pertamina kedepan tanggung jawabnya luar biasa, sustainabillity harus kita kejar. Kita mengedepankan Pertamina dengan tugas-tugas yang sangat strategis oleh karena itu manajemen harus solid dan untuk mencapai masalah tersebut maka kami melihat bahwa internal yang ada harus kita pindahkan sehingga ada penyegaran," ujarnya kepada wartawan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (03/02).


Sementara itu, Komisaris Utama PT Pertamina, Tanri Abeng mengatakan, Rapat Umum Pemegang Saham hari ini juga resmi menunjuk Yenni Andayani yang sebelumnya menjabat Direktur Gas Dan EBT Pertamina sebagai pelaksana tugas Direktur Utama Pertamina sampai ditunjuk Direktur Utama yang definitif. Dia memastikan, maksimal sampai 30 hari kedepan, Pertamina akan mendapatkan Direktur Utama yang baru.


"Kami memiliki waktu 30 hari untuk juga memberikan pandangan saran kepada pemegang saham yang pada akhirnya harus memutuskan pengawakan daripada struktur Pertamina ke depan yang begitu menantang dan saya kira memang sebagai perusahaan terbesar di negara ini dengan tanggung jawab yang multi kompleks, Pertamina tidaklah mudah untuk bisa dimenejemeni secara efektif," ucapnya.


Dia menambahkan, ke depan posisi Wakil Direktur Utama akan ditiadakan. Alasannya kata dia, posisi tersebut tidak memiliki fungsi tugas yang spesifik. Sebagai gantinya, akan dibuat sebuah jabatan baru setingkat direktur mengingat Pertamina akan mengerjakan mega proyek Petrokimia dengan nilai investasi sebesar kurang lebih 700 triliun rupiah.


"Mega proyek ini membutuhkan satu orang untuk mengawal pengembangan. Maka ditambahlah satu direktur untuk mega proyek dan petrokimia. Kemudian, ada kebutuhan untuk mensinergikan direktur pengolahan dan direktur pemasaran sehingga diangkatlah seorang direktur lagi yang nomenklaturnya itu Wakil Direktur Utama yang sesuai keputusan RUPS yang tadi disampaikan sudah tidak ada lagi yang namanya Wakil Direktur Utama itu sebagai nomenklatur," tambahnya.


Sebelumnya, perombakan tersebut kabarnya terkait masalah kisruh dua nakhoda di Pertamina. Masalahnya bermula dari langkah Dewan Komisaris mengajukan perubahan struktur organisasi Pertamina, termasuk tambahan posisi Wakil Direktur Utama, pada Agustus tahun lalu. Pembentukan wakil Dirut ini konon tanpa sepengetahuan dari Dwi Soetjipto.


Kementerian BUMN menyetujui usulan tersebut. Alasannya, lingkup usaha Pertamina semakin luas dan membutuhkan posisi baru untuk mengawasi bisnis pengolahan dan hilir perusahaan. Namun, dalam perjalanannya, hal ini memicu gesekan dengan munculnya keributan mengenai impor solar dan kerusakan kilang.


Editor: Rony Sitanggang

  • Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan
  • Jasa Konstruksi & Jasa lain Kementerian BUMN
  • Gatot Trihargo
  • Komisaris Utama PT Pertamina
  • Tanri Abeng
  • Direktur Utama Dwi Soetjipto
  • Wakil Direktur Utama Ahmad Bambang

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!