BERITA

Bupati Rembang: Kasus Pembakaran Jangan Dibesar-besarkan

Bupati Rembang: Kasus Pembakaran Jangan Dibesar-besarkan


KBR, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Rembang mengklaim turun ke lapangan untuk berdialog dengan warga yang mendukung maupun menolak pembangunan pabrik semen.

Dialog itu dilakukan pasca aksi pembongkaran dan pembakaran dari kelompok tertentu terhadap tenda-tenda yang dibangun dan didiami warga di sekitar akses jalan menuju PT Semen Indonesia, pada Jumat (10/2/2017).


Bupati Rembang Abdul Hafidz mengatakan pemerintah daerah tetap mengantisipasi agar kelompok yang pro dan kontra tidak terlibat bentrokan. Ia mengklaim situasi saat ini tetap aman.


Baca juga:


Abdul Hafidz menegaskan dalam insiden itu tidak ada kejadian pembakaran musala maupun Al Aquran. Dia meminta masyarakat tidak terpancing dengan isu SARA yang bisa merugikan masyarakat Rembang.


"Tidak ada, kita sudah turun ke lapangan untuk mengantisipasi. Masing-masing (pihak) kita arahkan agar jangan terjadi ketegangan. Kita bersaudara, bertetangga. Yang menang juga tidak hebat yang kalah juga tidak hina. Tidak ada apa-apa, tidak ada bentrokan. Itu berita dibesar-besarkan. Soal membakar Alquran, tidak ada. Bagaimana ya, wong tetangga, ada saudara. Bapaknya ada yang kerja di semen, anaknya kontra, atau sebaliknya," jelas Bupati Rembang Abdul Hafidz kepada KBR, Minggu (12/2/2017).


Bupati Rembang Abdul Hafidz memantau dan meminta agar kelompok yang kontra dan pro tidak menimbulkan konflik baru seperti bentrokan. Pihaknya juga akan membantu keamanan agar situasi mereda.


"Saya sudah sampaikan jangan sampai terjadi bentrok fisik, harus kita hindari. Berita itu dibesar-besarkan. Kita tetap mengantisipasi, kita sama-sama. Yang menjengkelkan karena ada orang luar dari Rembang yang provokator itu," ujarnya.


Baca juga:


Editor: Agus Luqman 

  • Rembang
  • Jawa Tengah
  • PT Semen Indonesia
  • pabrik semen
  • semen
  • konflik semen

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!