BERITA

Bertemu Sri Mulyani, Direktur Samsung Tagih Janji Insentif Pajak

""Waktu Samsung mengajukan tax allowance ke kantor pajak, ditolak. Bagaimana bisa menambah investasi? Bagaimana saya percaya?,""

Bertemu Sri Mulyani, Direktur Samsung Tagih Janji  Insentif Pajak
Ilustrasi: Menteri Perindustrian Saleh Husin menandatangani prasasti peresmian beroperasinya pabrik telepon seluler PT Samsung Electronics Indonesia di Kawasan Industri EJIP Cikarang-Bekasi, Jawa Bara


KBR, Jakarta- Direktur PT Samsung Elektronic Indonesia Lee Kang Hyun menagih janji Presiden Joko Widodo atau Jokowi, soal pemberian insentif pajak berupa tax allowance, kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani. Lee mengatakan, sampai sekarang perusahaannya masih kesulitan mendapat tax allowance, karena payung hukum berupa Peraturan Pemerintah, belum juga terbit.

Kata dia, perusahaannya sudah berinvestasi besar di Indonesia, termasuk membangun pabrik.

"Sebetulnya dua tahun yang lalu, setelah Pak Jokowi menjadi presiden, dia meminta Samsung bangun pabrik handphone di Indonesia. Jadi saya juga sudah bertemu dua kali dengan Presiden dan janji bangun pabrik di Indonesia. Waktu itu sebenarnya dari pemerintah menjanjikan kasih tax allowance. Tetapi waktu Samsung mengajukan tax allowance ke kantor pajak, ditolak. Bagaimana bisa menambah investasi? Bagaimana saya percaya?," kata Lee di kantor Apindo, Jumat (03/02/17).


Lee mengatakan, sejak dua tahun lalu, Samsung sudah berinvestasi sekitar USD 300 juta. Saat Jokowi meminta membangun pabrik di Indonesia dengan janji insentif berupa tax allowance, Lee segera menyetujui. Namun, hingga kini, insentif yang dijanjikan Jokowi belum juga terealisasi.


Saat beroperasi di Indonesia, Lee mengeluhkan perusahaannya diberatkan dengan ketentuan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) produk, yang mencapai 44 persen. Menurutnya, ketentuan itu hampir mustahil dipenuhi, karena memperoleh komponen ponsel di Indonesia masih susah. Saat mengeluh pada Jokowi, TKDN untuk Samsung disetujui dipangkas jadi 20 pesen. Namun, PP untuk mengakomodasi hal itu terlambat diteken, karena Samsung keburu memproduksi dan menjual ponselnya.


Pada tahun lalu, kata Lee, Samsung yang sudah mulai berproduksi dapat memasarkan produk ponselnya di dalam negeri senilai USD 2 miliar, dan ekspor USD 1 miliar. Kata dia, tahun ini, perusahaan pusat di Korea juga mengucurkan tambahan investasi USD 25 juta, dan masih ingin menambah nominalnya. Namun, kata Lee, dia masih mengamati situasi ekonomi di Indonesia, sebelum menambah investasi itu.


Menanggapi keluhan itu, Sri menyatakan tak tahu soal janji Jokowi. Meski begitu, dia akan mulai mempelajarinya.


"Memang masalah pajak, di kasus yang spesifik tadi, nanti saya lihat, Pak Samsung, Mr Lee. Saya belum pernah mendengar ini, dan saya berjanji membacanya. Dan saya juga baru pengganti menteri, jadi sangat menghargainya, dan saya akan pelajari," kata Sri.


Editor: Rony Sitanggang

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani
  • Direktur PT Samsung Elektronic Indonesia Lee Kang Hyun
  • tax allowance

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!