BERITA

6 Bulan Mengungsi Akibat Konflik, Petani Telukjambe Ingin Kembali Garap Lahan

6 Bulan Mengungsi Akibat Konflik, Petani Telukjambe Ingin Kembali Garap Lahan


KBR, Jakarta- Petani korban konflik lahan di Teluk Jambe Karawang, Jawa Barat meminta jaminan keamanan dan sosial dari pemerintah daerah. Mereka berencana kembali ke rumah mereka yang kini dikuasai PT Pertiwi Lestari.

Menurut petani Teluk Jambe, Karawang Barat, Madhari, warga yang sudah enam bulan mengungsi tidak betah tinggal di rumah susun. Kata dia, pemerintah kabupaten Karawang sudah sejak Desember lalu tidak memberikan bantuan kesehatan dan biaya hidup sehingga mereka harus mencari bantuan sendiri untuk kebutuhan sehari-hari.

"Dari pemerintah daerah sendiri kok sampai hari ini kita petani sudah masuk bulan keenam masih terkatung-katung di dalam pengungsian. Apalagi dengan tidak adanya bantuan makan minum juga kesehatan serta pendidikan anak-anak sampai hari ini tidak ada. Dari SMP hingga SD sampai hari ini tidak sekolah," ujar Petani Teluk Jambe, Karawang Barat, Madhari kepada KBR, Senin (27/2/2017).

Madhari melanjutkan, "belum lagi kesehatan anak-anak kecil sejak bulan Desember untuk persoalan sakit anak-anak kita biayai sendiri."

 

Madhari menambahkan, sekitar 200-an petani yang kini mengungsi di rumah susun Adhiasa, Karawang ingin kembali ke rumah dan lahannya.  Madhari berpegang pada surat dari KLHK yang memerintah pengembalian lahan kepada warga.

"Besar harapan kami kepada pemerintah pusat bisa memfasilitasi dan menjembatani kami terkait apa yang kami perjuangkan. Kami ingin pulang dengan keadaan aman bisa mengolah lahan kami. Penjagaan lebih ketat dan agresif, akan perang dan semakin. Harapan kami kalau pulang masyarakat dijamin keamanan," ujarnya.


Editor: Rony Sitanggang

  • petani telukjambe madhari

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!