BERITA

Tanah Geser dan Longsor di Banjarnegara, Belasan Keluarga Mengungsi

Tanah Geser dan Longsor di Banjarnegara, Belasan Keluarga Mengungsi
Ilustrasi. Warga berdiri di depan sebuah rumah yang hancur di Jatiluhur Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah akibat pergeseran tanah. (Foto: KBR/Muh Ridlo)

KBR, Banjarnegara – Curah hujan tinggi yang terjadi akhir pekan lalu di Banjarnegara, Jawa Tengah memicu gerakan tanah dan longsor di Desa Bantar Kecamatan Wanayasa, Minggu (7/1/2018) sore hingga malam.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Arif Rachman mengatakan gerakan tanah terjadi di area seluas puluhan hektar di Dusun Sikenong dan Pramen. Lokasi lahan bergerak itu berada di lereng perbukitan.

Arif mengatakan material longsoran semakin mendekati permukiman warga. Akibatnya, sekitar 14 keluarga dengan total 45 jiwa terpaksa mengungsi.

Di titik lainnya, gerakan tanah juga terjadi di jalan penghubung antara Desa Bantar menuju Desa Suwidak Kecamatan Wanayasa. Gerakan tanah juga memicu jalan amblas sedalam dua meter dengan panjang 50 meter. 

Arif menyarankan warga yang rumahnya terancam longsor agar tetap bertahan di pengungsian. Sebab, gerakan tanah diperkirakan masih akan terjadi jika hujan deras turun di daerah ini.

"Tiang listrik sudah miring, sehingga khawatir longsor beneran. Warga terus mengungsi ke tempat saudara yang lebih aman. Satu hal yang positif karena warga sudah tanggap bencana, daripada terkena dampak lebih baik mengungsi. Kami sudah komunikasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, karena jalannya juga turun dua meter sepanjang 50 meter," kata Arif Rachman, di Banjarnegara, Senin (8/1/2018).

Pergerakan tanah di Desa Bantar rupanya tidak terjadi tiba-tiba. Kepala Desa Bantar, Eko Purwanto menjelaskan gerakan tanah sebelumnya pernah terjadi dan merusak sejumlah rumah di Dusun Sikenong dan Pramen. Eko mengatakan pemerintah desa bersama BPBD Banjarnegara saat ini terus memantau gerakan tanah. 

Berdasar pantauan relawan, kata Eko Purwanto, pada Senin pagi gerakan tanah masih terus terjadi. Mahkota longsor dengan perumahan warga hanya tinggal berjarak sekitar 30-50 meter. Sebab itu, warga semakin khawatir. 

Pemerintah desa memutuskan mengungsikan warga yang rumahnya terancam. Eko berharap agar pemerintah kabupaten segera memperbaiki jalan yang amblas, karena jalan itu amat vital bagi warga untuk aktivitas sehari-hari.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman 

  • tanah bergeser
  • pergeseran tanah
  • longsor
  • bencana alam
  • Banjarnegara Jawa Tengah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!