BERITA

Pengungsi Petani Teluk Jambe Karawang Kekurangan Makanan

"Petani mengandalkan sumbangan dari teman-teman petani dan saudara untuk bertahan hidup."

Pengungsi Petani Teluk Jambe Karawang Kekurangan Makanan
Ilustrasi: Pengungsi Telukjambe, Karawang. (Foto: KBR/Rio T.)

KBR, Jakarta - Ratusan petani Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat kekurangan pangan di lokasi penampungan Rusunawa Adiarsa Karawang. Menurut perwakilan warga petani Teluk Jambe, Madhari, Pemerintah Kabupaten Karawang tidak memberikan jatah hidup dan bantuan makan sejak tanggal 28 Desember. Kata dia, warga mengandalkan sumbangan dari teman-teman petani dan saudara untuk bertahan hidup.

"Tidak bisa menunggu lama-lama, setiap hari kita harus memikirkan makan dan minum kita. Hari ini kita tidak ada beras. Apa saja yang dibutuhkan? Beras, utamanya nomor satu beras, kita kadang-kadang minta ke teman-teman, bawa daun singkong dan bawa kangkung," jelas Madhari kepada KBR, Minggu (8/1).


Madhari menambahkan pembentukan tim penyelesaian yang dijanjikan Pemkab Karawang juga belum terealisasi hingga saat ini. Menurutnya, beberapa pejabat Pemkab Karawang selalu berkelit ketika ditanyai hal tersebut.


"Kita sudah beberapa kali bertemu dengan tetapi gimana tidak ada jawaban yang pasti, kita panik juga. Pusing juga di sini, memikirkan perut kita. Sejak kita di Karawang, hancur-hancuran.  Untuk pencairan itu harus ada tandatangan dari warga, mereka meminta tandatangan dari kita. Kita bingung juga di sini, jatah perut kita harus minta tandatangan sampai ke anak-anak. Di Jakarta, saja tidak dimintakan tandatangan," jelasnya.

Baca: Pindah ke Rusun, Petani Telukjambe Karawang Keluhkan Air Kurang

Sebelumnya, ratusan warga petani Teluk Jambe, Karawang Barang mengungsi ke LBH Jakarta dan Wisma Kontras. Mereka melarikan diri dari lahan mereka karena mengalami ketakutan akibat kekerasan dalam konflik lahan dengan PT Pertiwi Lestari. Warga juga sempat dipindahkan ke Islamic Centre atau Kompleks Asrama Haji Karawang selama hampir sebulan dan kini mulai ditempatkan di rumah susun.

Editor: Sasmito

  • petani
  • makan
  • lahan
  • konflik agraria
  • Pemkab Karawang

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!